Nikmatnya Ngentot Dengan Pacarku Yang Masih Perawan

 Cerita Dewasa
BerbagiCerita - Sekian lama aku berteman tak disangka dan diduga diapun mengutarakan maksud dan tujuannya mengajak berteman aku dahalulu karena dia ingin mengenal aku lebih jauh, Bila aku tak jawab,mungkin aku dikira sombong, setelah aku berpikir panjang dengan berbagai pertimbangan keputusan akhirnya aku pilih’Aku meneIcha jadi pacarnya’ singkat dan penuh malu aku kirim Sms’untuk kata ”IYA AKU MAU JADI CEWEKMU’, dia gembira bukan kepalang tentu saja orang lain aja belum tentu bisa meraih hatiku, dengan uletnya dan gigihnya akupun luluh karena aku yakin dia tulus sayang sama aku sikap-sikap yang ditunjukin kepadaku telah jadi buktinya.

Namaku Icha. Kata orang aku cantik, kulitku kuning, hidungku bangir, sepintas aku mirip Indo. Tinggiku 160cm, ukuran Bhku 34, cukup besar untuk seorang gadis seusiaku. Aku punya pacar, Jerry namanya. Dia kakak kelasku, kami sering ketemu di sekolah.
Jerry seorang siswa yang biasa-biasa saja, dia tidak menonjol di sekolahku. Prestasi belajarnya pun biasa saja. Aku tertarik karena dia baik padaku. Entah kebaikan yang tulus atau memang ada maunya. Dia juga mencoba mendekatiku. Di sekolah, aku tergolong populer. Banyak siswa cowok mencari perhatian padaku.
Tapi entah mengapa aku memilih Jerry. Singkatnya, aku pacaran dengan Jerry. Banyak teman-teman cewekku menyayangkannya, padahal masih ada si Tomy yang bapaknya pejabat, Si Rudi yang juara kelas, Si Yogi yang jago basket, dan lainnya. Entah mengapa aku tidak menaruh perhatian pada mereka-mereka itu.Aku dan Jerry telah berjalan kurang lebih 6 bulan. Pacaran kami sembunyi-sembunyi, ya karena kami masih SMP jadi kami masih takut untuk pacaran secara terang-terangan. Orang tuaku sebenarnya melarangku untuk berpacaran, masih kecil katanya. Tetapi apabila cinta telah melekat, apapun jadi nikmat. Bermain di Poker menangkan jackpotnya

Hari Sabtu sepulang sekolah aku janjian sama Jerry. Aku mau nemanin dia ke rumah temannya. Aku bilang ke orang tua bahwa hari Sabtu aku pulang telat karena ada les tambahan. Aku berbohong. Di tasku. telah kusiapkan kaos dan celana panjang dari rumah. Sepulang sekolah, aku ke wc dan mengganti seragamku dengan baju yang kubawa dari rumah. Jerrypun begitu.
Dari sekolah kami yang berada di perbatasan Jakarta Timur dan Selatan, kami naik bis kearah Cipinang, Jakarta Timur, rumah teman Jerry. Sesampai disana, aku diperkenalkan dengan teman Jerry, Johan namanya. Rumahnya sepi, karena orang tua Johan sedang ke luar kota. Johan juga bersama pacarnya, Lina.

Pembantunya pun pulang kampung, sesekali kakak Johan yang telah menikah, datang ke rumah sekalian menengok Johan dan membawakannya makanan. Kakaknya hari ini sudah datang tadi pagi dan akan datang lagi besok, demikian kataJohan. Jadi hanya kami berempat di rumah itu. Kami ngobrol bersama ngalor ngidul.
Tak lama kemudian, Johan dan Jerry pergi ke dapur dan menyiapkan minuman untuk kami. Aku ngobrol dengan Lina. Dari Lina, aku tahu bahwa Johan telah berhubungan selama kurang lebih 1 tahun. Keduanya satu sekolah, juga di SMP hanya berlainan dengan sekolahku.
10 menit kemudian, Johan dan Jerry kembali dengan membawa 4 gelas sirup dan dua toples makanan kecil. Setelah memberikan minuman dan makanan itu, Johan berdiri dan memutar VCD.Film baru katanya. Aku enggak ngerti, aku pikir film bioskop biasa. Johan menyilakan kami minum. Aku minum sirup yang diberikannya. 10 menit berlalu, kepalaku pusing sekali, bersamaan dengan itu ada rasa aneh menyelimuti tubuhku.
Rasa..hangat merinding di tv tampak adegan seorang wanita bule yang sedang dientot oleh 2 laki-laki, satu negro dan satu lagi bule juga. Aku berniat untuk pulang, tetapi entah mengapa dorongan hatiku untuk tetap menyaksikan film itu. Mungkin karena aku baru pertama kali ini nonton blue film. Badanku makin enggak karuan rasanya kepalaku serasa berat dan ah rangsangan di badanku semakin menggila.
Aku lihat Johan dan Lina sudah saling melepaskan baju mereka telanjang bulat di hadapan aku dan Jerry.Mereka saling berpelukan, berpagutan tampak Johan menciumi tetek Lina yang mungil Johan lalu mengisep-isep pentilnya tampaknya keduanya sudah sering melakukannya . Mereka tampak tidak canggung lagi Lina mengisep-isep peler Johan persis seperti kejadian di film blue itu . Lina juga sepertinya telah terbiasa Kontol Johan bak permen, diisep, dikulum oleh Lina Jerry merapatkan tubuhnya kepadaku.
“Cha .kamu sayang aku enggak?”tanyanya padaku. “Eh..emang kenapa, Jer ?”kataku kaget karena aku masih asyik menyaksikan Johan dan Lina “Aku pengen kayak gitu .”kata Johan sambil menunjuk pada Johan dan Lina yang semakin hot. Tampak Johan mulai menindih Lina, dan memasukkan batang kontolnya ke nonok Lina. Dengan diikuti teriakan kecil Lina, batang kontol itu masuk seluruhnya ke nonok Lina. Gairahku melonjak-lonjak entah kenapa?Seluruh badanku merinding .”Icha?”kata Jerry lagi. “Eh enggak ah enggak mau malu .”kataku. “Malu sama siapa?”kata Jerry.
Tangannya mulai merayapi dadaku. Kutepis pelan tangannya. “Malu sama Johan dan Lina tuh “kataku. “Ah mereka aja cuek ayo dong Icha aku sudah enggak tahan nih “kata Jerry. “Ah..jangan ah “kataku. Gairahku makin tidak keruan mendengar erangan dan rintihan Johan dan Lina. Tak terasa tangan Jerry mulai membuka kancing bajuku. Entah kenapa aku membiarkannya sehingga bajuku terbuka. Aku hanya mengenakan BH dan celana panjang jeans.  Tunjukan keberuntunganmu dengan bermain Poker Online, Raih uang sebanyak-banyaknya

Adegan di TV makin hot tampak sekarang seorang wanita asia di entot tiga orang bule dua orang memasukkan kontolnya ke memek dan pantatnya sedangkan yang satunya kontolnya lagi diisep oleh si wanita. Keempatnya terlihat sedang merasakan kenikmatan Tangan Jerry mulai merayapi dan meremas-remas buah dadaku yang masih kencang dan belum pernah disentuh oleh siapapun. Aku menggelinjang, geli nikmat ah..baru pertama kali aku merasakan ini. ”Buka Bhnya, ya sayang “pinta Jerry. Aku mengangguk, aku jadi ingin merasakan lebih nikmat lagi Dengan cekatan Jerry membuka Bhku.. aku sekarang benar-benar telanjang dada.
Jerry mengisepi pentilku memencet-memencet buah dadaku yang masih kenyal dan bJohan “Tetekmu enak bener, sayang belum pernah ada yang pegang yaa”kata Jerry sambil terus meremas tetekku dan mengisepi pentilku “Belum Jer ahhh enak Jer terus terus..jangan berhenti .”kataku. Kenikmatan itu baru kali ini aku rasakan. Kulirik Johan dan Lina, mereka sekarang bermain doggy style.
Lina berposisi nungging dan Johan menusuknya dari belakang terdengar erangan dan eluhan mereka Gairahku makin menggila “Buka celanamu ya sayang aku udah pengen nih “pinta Jerry. “Jangan Jer takut .”kataku. “Takut apa sayang?”kata Jerry. “Takut hamil “kataku. “Enggak Jer, aku nanti keluarnya di luar memekmu sayang kalo hamilpun aku akan tanggung jawab, percayalah “katanya.

Aku diam saja Jerry mulai membuka ristleting celanaku, aku diamkan saja .tak lama kemudian, dia memerosotkan celanaku tampak memekku yang menggumpal dengan jembut yang lumayan tebal. Jerry pun memerosotkan celana dalamku Aku benar-benar polos bugil. Jerrypun membuka seluruh bajunya, kami berdua telanjang bulat.
Tangan Jerry tetap meremas-remas tetekku Kulirik Johan dan Lina, eh mereka bersodomi Lina sudah biasa bersodomi rupanya kulihat kontol Johan maju mundur di pantat Lina sedangkan tangan kiri Lina mengucek-ucek memeknya sendiri yang sudah basah Erangan mereka terdengar makin sering .Jerry terus mengerjaiku, tangannya mulai merayapi jembutku. Salah satu jarinya dimasukkan ke nonokku”Ah..sakit, pelan-pelan, Jer..”teriakku ketika jari itu memasuki nonokku.
Jerry agak sedikit mengeluarkan jari itu dan bermain di bibir kemaluanku tak lama kemudian nonokku basah . “Jer, isep dong punyaku “pinta Jerry sambil menyodorkan kontolnya ke mukaku. “Ah..enggak ah “kataku menolak. “Jijik ya? Punyaku bersih kok ayo dong Lina saja berani tuh “pinta Jerry memelas.
Dengan ragu aku pegang kontol Jerry. Baru sekali ini aku memegang punya laki-laki. Ternyata liat dan keras. Kontol Jerry sudah berdiri tegang rupanya. “Ayo dong Icha sayang “pinta Jerry lagi. Dengan ragu kumasukkan kontol itu ke mulutku, aku diamkan kontol itu sambil kurasa-rasa. Ih, kenyal “Hisap dong sayang seperti kamu makan permen “Jerry mengajariku. Pelan-pelan ku isap-isap, kujilati bolong kontol itu dengan lidahku lama kelamaan aku merasa senang mengisapnya kuisep keras-keras..kusedot-sedot, kujilati .kumaju mundurkan kontol itu di dalam mulutku terdengar berulang kali erangan Jerry. “Ah ah. uuuhhh enak sayang teruskan ..” erang Jerry. Tangan Jerry terus mengucek-ucek nonokku.
Sudah tidak sakit lagi sekarang, mungkin sudah basah Aku jadi senang mengisap kontol Jerry terus kulomoh kuisap..kujilati kusedot-sedot ih..enak juga, pikirku Tiba-tiba Jerry menarik kontolnya dan mengarahkannya ke nonokku Aku pasrah, dimasukkannya kontolnya ternyata meleset, Jerry melumuri tangannya dengan ludahnya kemudian tangannya itu diusapkan ke kontolnya dan mencoba lagi memasukkan kontolnya ke liang nonokku, ketika kepalanya masuk ke nonokku, aku berteriak”Aduuh sakit Jer pelan-pelan dong ” Gairah semakin meninggi .aku ingin merasakan kenikmatan lebih.

Jerry melesakkan kontolnya ke nonokku pelan kurasakan sesak nonokku ketika kepala kontol itu masuk ke dalamnya Jerry lagi menghentakkan kontolnya sehingga amblas semuanya ke dalam nonokku .”Ahhh perih Jer “kataku. Jerry diam sebentar memberikan waktu kepadaku untuk menenangkan diri. “Tenang Jer, sebentar lagi kamu akan terbiasa kok “katanya. Pelan-pelan Jerry mengocokkontolnya di nonokku.
Masih terasa perih sedikit kocokkan Jerry semakin kencang Aneh, perih itu sudah tidak terasa lagi, yang ada hanya rasa nikmat nikmat sekali “Terus Jer Terus ahhhh ah .enak .”kataku. Sempat kulirik Johan dan Lina masih terus bersodomi. Gimana rasanya disodomi ya, pikirku Johan semakin menggencarkan kocokkanyya Aku semakin menggelinjang .ah ternyata ngentot itu nikmat .surga dunia coba dari dulu.. kataku dalam hati .”Jer ah.ah .aku aku .”entah apa yang aku ingin ucapkan. Ada sesuatu yang ingin kukeluarkan dari nonokku entah apa “Keluarkan saja sayang kamu mau keluar .”kata Jerry. “Ahh iya Jer aku mau keluar ..”tak lama kemudian terasa cairan hangat dari nonokku .


Jerry terus mengocok kontolnya kuat juga pacarku ini, pikirku. “Satu nol, sayang”kata Jerry tersenyum. Jerry mencopot kontolnya, aku sedikit kecewa “Kenapa dicopot Jer..”tanyaku. “Kita coba doggy style, sayang “jawabnya sambil membimbingku berposisi seperti anjing. Jerry menusukan kontolnya lagi sekarang badanku terguncang-guncang keras terdengar erangankeras dari Lina dan Johan, mereka ternyata telah mencapai puncaknya kulihat peluh bercucuran dari kedua tubuh mereka, dan akhirnya mereka terkapar kenikmatan tampak wajah puas dari mereka berdua Aku sudah hampir tiga kali keluar Jerry tampak belum apa-apa dia terus mengocok kontolnya di memekku.
Sudah hampir ¾ jam aku dientot Jerry, tapi tampaknya Jerry belum menunjukkan akan selesai. Kuat juga aku lemes sekali lalu Jerry mencopot lagi kontolnya dan mengambil baby oil yang tersedia dekat kakinya. Aku ingat baby oil itudipakai untuk melumuri pantat Lina ketika mau disodomi .eh apakah aku mau disodomi Jerry? “Mau ngapain Jer “tanyaku penasaran .”Seperti Lina dan Johan lakukan, Icha aku ingin menyodomimu sayang “jawabnya. Sebenarnya aku takut, tapi terdorong rasa gairahku yang melonjak-lonjak dan keingin tahuanku rasanya disodomi, maka aku mendiamkannya ketika Jerry mulai mengolesi lubang pantatku dengan baby oil.
Tak lama kemudian, kontol Jerry yang masih keras itu diarahkan ke pantatku meleset dicoba lagi kepala kontol Jerry tampak mulai merayapi lubang pantatku “Aduuuh sakit Jer “kataku ketika kontol itu mulai masuk pantatku. “Tenang sayang nanti juga enggak sakit “jawab Jerry sambil melesakkan bagian kontolnya kepalanya sudah seluruhnya masuk ke pantatku “Aduuuhh sakiiiitt “kataku lagi.
“Tenang Cha, nanti enak deh..aku jadi ketagihan sekarang “kata Lina sambil mengelus rambutku dan menenangkanku. “Kamu sudah sering disodomi, Nggi?”tanyaku. “Wah bukan sering lagi hampir tiap hari kadang aku yang minta abis enak sih udah tenang saja ayo Jerry coba lagi nanti pacarmu pasti ketagihan ayo..”kata Lina sambil menyuruh Jerry mencoba lagi.
Jerry mendesakkan lagi kontolnya sehingga seluruhnya amblas ke pantatku. Terasa perih di pantatku .”Tuuh kan sudah masuk tuh enak kan nanti pantatmu juga terbiasa kok kayak pantatku ini enak kan jadi enggak ada hari libur, kalo lagi mens-pun tetap bisa dientot hi hihi “kata Lina. Aku diam saja. Ternyata sakit kalo disodomi .Jerry mulai mengocok kontolnya di pantatku. “Pelan-pelan, Jer masih sakit “pintaku pada Jerry.

“Iya sayang enak nih sempit”katanya. Lina ke belakang pantatku dan mengucek-ucek nonokku dengan tangannya aku semakin menggelinjang nikmat “Lina ah .enak “kataku. “Ayo Jer, kocok terus, biar aku mengucek nonoknya, biar rasa sakit itu bercampur rasa nikmat”kata Lina pada Jerry. Benar sekarang rasa sakit itu tidak muncul lagi hanya nikmat .”Hai sayang ini ada lobang nganggur mau pake? Boleh kan Jerry? Lubang yang satu ini dipake pacarku Johan “kata Lina.
“Tanya Icha saja deh, aku lagi asyik nih”jawab Johan sambil terus mengocok kontolnya di pantatku. “Gimana Icha? Bolehkan? Enak lo di dobelin aku sering kok “pinta Lina. “Ah..jangan deh “kataku.”Sudahlah Icha, kasih saja aku rela kok”kata Jerry. Tiba-tiba Johan merayap di bawahku dan menciumi tetekku. Kontolnya dipegang oleh Lina dan diarahkan ke nonokku.
Dengan sekali hentakan, kontol itu masuk ke nonokku. “Jaang “kataku hendak berteriak jangan tetapi terlambat, kontol itu sudah masuk ke nonokku. Jadilah aku dientot dan disodomi. ½ jam Johan dan Jerry mengocok kontolku.

Tunjukan keberuntunganmu dengan bermain Bet Online, Raih uang sebanyak-banyaknya hanya di Ubc Poker

Aku lemes sekali baru sekali dientot sudah diduain tanganku sudah tidak kuat menopang badanku. Kakiku lemes sekali. Kenikmatan itu sendiri tidak adaduanya .aku sebenarnya jadi senang dientot berdua begini tapi mungkin kali ini kurang siap.
Aku keluar 2 kali sebelum Johan mencopot kontolnya dan memasukkan kontol nya ke mulut Lina. Lina menghirup peju yang keluar dari kontol Johan dengan nikmat. Kemudian Jerry melakukan hal yang sama, tadinya aku ragu untuk menghirupnya, tapi lagi-lagi rasa penarasan pada diriku membuatku ingin rasanya menikmati pejunya Jerry. Jerry memuntahkan pejunya dimulutku akupun menelannya. Ah..rasanya asin dan agak amis setelah kontolnya bersih,
Jerry mencopot kontolnya dan menciumku yang sudah KO di kasur. “TeIcha kasih sayang aku puas dan sayang sama kamu “katanya lembut. Aku diam saja sambil merasakan kenikmatan yang baru pertama kali aku rasakan. Badanku lemes sekali Kulihat di seprai ada bercak merah..
darah keperawananku dan mungkin bercampur dengan sedikit darah dari pantatku yang mungkin juga sobek karena dirasuki kontol Jerry. Aku mencoba duduk, ah masih terasa sakit di kedua lubangku itu, lalu aku menangis di pelukan Jerry .”Jer, aku sudah enggak perawan lagi sekarang jangan tinggalkan aku yaa .

”kataku pada Jerry. Kulihat Lina dan Johan sudah tidur berpelukan dalam keadaan telanjang bulat. “Iya sayang aku makin cinta sama kamu aku janji enggak akan meninggalkanmu tapi kamu harus janji yaa “katanya. “Bener Jer? Kamu enggak ninggalin aku? Tapi janji apa ?”kataku balik bertanya. “Janji, kita akan mengulangi ini lagi aku bener-bener ketagihan sekarang sama nonokmu dan juga pantatmu, sayang
“kata Jerry sambil mengelus rambutku. Aku diam saja, aku juga ingin lagi..aku juga ketagihan kataku dalam hati. “Janji ya sayang “katanya lagi mendesakku. Aku hanya mengangguk. “Sudah jangan nangis sekarang kamu mau langsung pulang atau mau istirahat dulu?”tawar Jerry.

Aku pilih istirahat dulu lalu akupun tertidur berpelukan dengan Jerry. Hari ini baru pertama kali aku berkenalan dengan sex. Ternyata enak dan nikmat.






Promo Poker
MAU UANG JAJAN TAMBAHAN ??? DOUBLE CASHBACK MINGGUAN
BUAT KAMU YANG SUKA MAIN GAME ONLINE
DAFTAR DAN GABUNG DI WWW.UBCPK2.COM/13
=} DAFTARNYA GRATIS LOHH
=} MINIMAL DEPOSIT HANYA 10RB
=} POTONGAN MEJA DI KAMI PALINGGGG KECIL HANYA 2%
=} BANYAK EVENT YANG BERBEDA SETIAP BULANNYA
=} DI SINI 100% PLAYER VS PLAYER LHO!!!
=} KERJASAMA DENGAN BANK : BCA, MANDIRI , BNI,BRI,DANAMON,CMB NIAGA
=} BONUS CASHBACK 25%*
=} JACKPOT HINGGA PULUHAN JUTA DAN JACKPOT SERING BANGET KELUARNYA
MAIN DI SINI DI JAMIN AMAN N NYAMAN KOQ KARNA DENGAN CS 24 JAM NON STOP
YANG BAKAL RAMAH BUAT MENJAWAB SEMUA PERTANYAAN KAMU LOH
JADI MAU NUNGGU APA LAGI BURUAN GABUNG DAN MAIN KAN GAME NYA DI HPMU

Pengalaman Seks Waktu Di Perkemahan Pramuka

 Cewek Bugil
BerbagiCerita - Kisah ini terjadi ketika aku duduk di kelas 1 SMA. Aku bersekolah di salah satu SMA swasta yang terbaik di kotaku. Setiap hari sabtu, kami diwajibkan untuk mengikuti kegiatan pramuka. Pertama kali mengikuti kegiatan pramuka, aku dan beberapa teman sempat melihat ada seorang kakak pembina yang menarik. Wajahnya sih memang tidak terlalu cakep. Tapi tubuhnya yang atletis itu sering kali membuat kami berdecak kagum bahkan tak jarang menelan ludah.
Kebetulan aku menjadi ketua regu, dan setiap kali usai latihan aku harus melaporkan atau pun membantu kakak pembina untuk membereskan segala sesuatunya. Karena reguku sering mengikuti perlombaan Pramuka antar sekolah maka secara tidak langsung hubunganku dengan kakak-kakak pembina pun semakin dekat. Namun kakak yang satu itu sebut saja namanya Jaka, dia adalah orang yang sangat cuek. Setiap selesai latihan aku selalu ikut bergabung dengan kakak-kakak pembina yang lain untuk sekedar bersendau gurau ataupun untuk mempersiapkan materi atau menyusun acara.Aku seirng mencuri-curi pandang pada Kak Jaka yang selalu diam seolah tidak pernah merasakan sikapku yang selalu diam-diam memperhatikannya. Dalam hatiku mulai tumbuh perasaan yang lain terhadap Kak Jaka. Sampai aku berjanji dalam hati, aku harus bisa menaklukannya. Memang untuk menaklukan hati cowok di sekolahku bukan suatu masalah buatku. Karena aku termasuk memiliki wajah dan body yang lumayan. Selain itu aku di kenal sebagai siswi yang aktif dan memiliki banyak kelebihan.
Tak terasa sudah satu semester berlalu. Setiap kali usai kegiatan Pramuka aku selalu memperhatikan Kak Jaka. Tapi dia tidak menunjukan adanya perubahan sikap. Aku semakin penasaran tentunya. Sehabis penerimaan raport semeter satu. Sekolah mengadakan perkemahan selama 4 hari 2 malam di bumi perkemahan Pacet, Mojokerto. Dan kegiatan ini adalah kegiatan wajib yang harus diikuti semua siswa tanpa terkecuali.
Pada hari yang di tentukan, kami semua berkumpul di sekolah dan berangkat ke perkemahan dengan mengendarai bus-bus yang sudah di sediakan oleh pihak sekolah. Sesampainya di sana, kami langsung menempati lokasi sesuai dengan denah lokasi yang ditentukan. Masing-masing regu mendapat 1 tenda besar dan 1 tenda sedang. Sedangkan di POSKO terdapat tenda super besar 2 buah yang di gunakan untuk berjaga oleh kakak-kakak pembina. Selain itu di beberapa sektor juga terdapat tenda-tenda kecil untuk tempat kakak-kakak pembina berjaga sehingga tidak ada yang bisa melintas dari perkemahan putra ke perkemahan putri dan sebaliknya.
Hari pertama acara berlangsung dengan lancar. Semua sesuai dengan jadwal dan yang direncanakan.Hari kedua juga demikian. Di setiap acara aku juga selalu memperhatikan Kak Jaka. Aku juga masih tidak merasakan adanya perubahan dari sikapnya. Pada hari ketiga aku kebagian jadwal mencuci. Sore itu aku turun membawa semua yang perlu dicuci, aku berjalan ke sungai dekat situ.Ditemani salah seorang anggota reguku aku pun mencuci. Sore itu tiba-tiba mendung gelap sekali. Aku langsung menyuruh anak buahku untuk kembali ke tenda karena aku ingat tenda dalam keadaan setengah terbuka habis dibersihkan dan anak buah yang lain sedang mengikuti kegiatan. Aku bilang pada Dian, “Sudah, kamu kembali ke tenda saja dan tunggu aku di sana.. keliatannya akan hujan.” Sementara Dian berlari-lari kecil meninggalkanku, aku melanjutkan mencuci yang tinggal sedikit lagi.
Tiba-tiba, tanpa ada tanda-tanda, hujan langsung turun dengan derasnya. Aku pun berlari hendak menuju ke tenda. Karena terburu-buru dan jalanan menjadi licin karena hujan, aku terpeleset. Spontan aku berteriak. Tiba-tiba ada cahaya senter menerpa wajahku. Aku tidak dapat melihat siapa yang berada tepat di depanku, aku jadi takut. Tiba-tiba kudengar suara, “Sedang apa kamu Ria?” suara itu begitu kukenal. Sebelum aku ingat suara itu milik siapa, pria itu mendekatiku. Lalu dia membantuku berdiri. Karena kakiku terkilir aku berteriak kesakitan, “Aduh..” sambil terduduk lagi. Pria itu pun berjongkok di sebelahku baru aku sadar ternyata dia Kak Jaka. Aku tercengang dan jadi salah tingkah.
Kemudian kami saling bertatapan sejenak. Begitu dekat wajah kami. Kami saling berpandangan. Mata kami saling menatap begitu dalamnya, sementara hujan deras tetap membasahi kami berdua. Tiba-tiba aku merasakan ada tangan mengusap lembut pipiku. Menyibakan rambutku yang basah dan menutupi sebagian wajahku. Usapannya begitu lembut. Aku benar-benar tak menyangka. Kak Jaka yang selama ini kulihat begitu cuek dan seolah tak peduli dengan keadaan sekitarnya bisa begitu lembut. Dan tanpa banyak bicara. Dia menggendongku. Sambil berlari menerobos hujan dan kegelapan malam. Kami sampai di tenda posko. Rupanya Kak Jaka sedang berjaga di posko dekat dengan tempatku mencuci. Dia membawaku masuk ke dalam tenda. Aku terduduk di sana dan sedikit menangis, aku merintih karena kakiku kurasakan sangat sakit. Kemudian Kak Jaka mengambil minyak dari dalam tas yang ada di sana. Dia menggosok kakiku yang terkilir sambil dipijat-pijat. Aku sempat memekik beberapa kali. Tapi kemudian kurasakan sakitnya berkurang. Aku pun mengatakan, “Sudah Kak.. sudah mendingan,” suaraku memecah kesunyian berbaur bersama suara hujan yang makin deras dan kilat yang bersautan.
Kemudian Kak Jaka duduk di sebelahku. Kami saling bercerita. Aku benar-benar tidak menyangka pria yang selama ini sangat cuek dan tidak peduli itu bisa bercerita panjang lebar. Tiba-tiba dia memegang tanganku. Sambil menatapku dalam-dalam, dia mengatakan kalau dia suka dan sayang padaku. Bagaikan disambar petir yang begitu dahsyat mendengar perkataannya. Aku sangat terkejut juga sangat senang mendengarnya. Apalagi ketika Kak Jaka mengatakan bahwa dia ternyata sudah cukup lama suka padaku hanya saja karena pengalamannya sering ditolak maka dia tidak berani mengungkapkannya.
Aku beranikan diri bersandar di pundaknya. Ternyata Kak Jaka pun memelukku. Aku tak sadar apa yang terjadi sampai ketika aku sadar mulut kamu telah saling berciuman dengan dahsyat. French kiss yang begitu lembut tapi penuh dengan gelora. Belum pernah kurasakan sebelumnya. Sementara tangan Kak Jaka mengusap-usap rambutku yang basah. Lalu turun ke pipiku. Dan lidah kami saling berpagutan. Aku merasakan bibir Kak Jaka merambat turun. Dia menciumi leherku. Tubuhku merinding seketika saat kurasakan hangat nafasnya mengalir di leherku begitu kontras dengan dinginnya udara malam itu. Tangan Kak Jaka kurasakan menyentuh bahuku. Lalu perlahan turun dan memegang kedua bukitku, diusapnya kedua bukitku yang bersembunyi di balik baju pramukaku. Perlahan di lepasnya kancing bajuku satu persatu. Kemudian direbahkannya aku. Aku sadar, kutahan tangan Kak Jaka yang mendorongku.
“Jangan Kak nanti ada yang lihat..” kataku. Tapi Kak Jaka menggeleng, “Tenang.. tidak ada yang kemari kok, aku jamin.” Lalu Kak Jaka mencium bibirku, smabil tangannya bergerilya di dadaku. Diusap, diremasnya dengan mesra kemudian dia mencium leherku. Aku mendesah, ciumannya turun ke dadaku, dikulumnya dan dihisap, “Uhhmm.. benar-benar nikmat..” rasa hangat mengalir dalam tubuhku. Sambil tangannya meremas-remas buah dadaku, Kak Jaka terus mengisap dan menjilat buah dadaku bergantian yang kanan dan kiri.
Kemudian dia melepaskan bajunya. Aku sungguh tercengang melihat tubuhnya yang kekar itu. Tangannya, dadanya yang bidang, tak sanggup aku menahan air ludahku untuk tak mengalir saat melihatnya. Kemudian dia melepaskan celana panjangnya sehingga sekarang hanya memakai celana dalam saja.
Kak Jaka kembali mengisap kedua bukitku. Sambil tangannya bergerilya, makin lama makin turun, mengusap pahaku. Tangannya bisa bergerilya dengan bebas karena aku masih menggunakan rok Pramuka. Perlahan kurasakan tangannya naik, berusaha menyentuh celana dalamku dan melalui sela-selanya dia mengusap kemaluanku. “Aahh..” sungguh sensasi yang luar biasa, dia mengusap-usap klitorisku, karena tangannya terhambat kemudian dia menarik dan melepaskan celana dan rokku.Tangannya terus bermain-main di dalam kemaluanku yang kurasakan sudah sangat basah. “Uhhmm..” rasanya aku sudah tak mampu menahan gelora nafsuku lagi. Kak Jaka menarik tanganku, mendekati kemaluannya yang sudah berdiri dengan tegak hingga menyembul dari celana dalamnya. Aku benar-benar terbelalak dan terpesona melihatnya. Langsung saja kuusap-usap dan kupermainkan kemaluan Kak Jaka.
Tiba-tiba kurasakan ada barang basah di kemaluanku. Ternyata Kak Jaka memainkan lidahnya. Dijilatnya kemaluanku dan diisap sambil sesekali dia menusuk-nusukan lidahnya bergantian dengan tangannya ke dalam lubang vaginaku. Nafsuku telah bergelora. Aku jadi teringat blue film yang pernah kutonton. Perlahan namun pasti kumasukan kemaluan Kak Jaka ke dalam mulutku. “Uhhmm..” Kak Jaka mengerang. Aku jilat kepala penis Kak Jaka sambil kukocok-kocok batang kemaluannya kuhisap sesekali, sementara Kak Jaka tetap mempermainkan kemaluanku dengan lidahnya.
Kami mengambil posisi 69, berdampingan. Kocokanku dan hisapanku makin kuat. “Uhhmm.. nikmat sekali Sayang..” Kak Jaka mendesah. Aku pun merasakan nikmat yang luar biasa. Kak Jaka mengeluar-masukan jarinya bergantian dengan lidahnya ke dalam kemaluanku. “Uhh Kak.. aku tak tahan lagi.. aku mau sampai Kak..” kurasakan ada sesuatu membasahi kemaluanku dan Kak Jaka mengisapnya kuat-kuat kemudian ditelan semuanya. Lalu Kak Jaka memutar badan, dia mencium bibirku dengan ganas. Dia menindihku. Kakiku dibukanya dan dia mempermainkan kepala kemaluannya di klitorisku sambil tetap berciuman denganku. Aku merasakan di bawah sana sudah semakin basah.
Tiba-tiba, “Bless..” dan, “Aacchh..” aku memekik, badanku menegang merasakan nikmat yang luar biasa. Kak Jaka membiarkan kemaluannya tetap tertancap di dalam tanpa bergerak sedikit pun sampai badanku melemas. Kupeluk erat Kak Jaka sambil meneteskan air mata. Kak Jaka mengusap air mataku dan menciumiku. Dia bertanya apakah sakit? Aku hanya mengangguk kemudian menggeleng. Aku benar-benar tidak tahu apakah itu sakit atau kenikmatan yang luar biasa. Kak Jaka kembali mencium sambil memelukku.
Tiba-tiba nafsuku bergelora kembali setelah sempat terhenti. Kuciumi Kak Jaka makin ganas. Perlahan namun pasti Kak Jaka menggoyangkan badannya maju mundur dan kemaluannya bergerak keluar masuk. Pertama, perlahan-lahan, makin lama gerakan makin cepat. “Uhh..” aku benar-benar tidak tahan, kemaluan Kak Jaka yang begitu panjang dan besar benar-benar membuatku merasakan kenikmatan yang luar biasa. “Uhhm Kak.. aku tak tahann.. aku mau keluar Kak..” Kak Jaka bergoyang makin cepat lalu kurasakan kembali kemaluanku basah. 2-0 sudah untuk Kak Jaka.
Kemudian aku bangun, aku membalikkan badanku. Sekarang Kak Jaka memasukan kemaluannya dari belakang. Aku melihat di dalam tenda bayangan tubuhku dengan Kak Jaka sangat indah, hal ini membuatku makin terangsang. Aku memutar kepalaku dan mencium Kak Jaka sambil Kak Jaka meremas bukitku. Sementara kemaluannya masih terjepit di dalam kemaluanku, begitu luar biasa sensasi yang kurasakan. Lalu Kak Jaka bergoyang dengan cepat. “Uhhmm..” nikmat sekali kurasakan, seolah kemaluan Kak Jaka begitu terjepit di dalam kemaluanku. Kak Jaka bergoyang makin cepat, makin cepat. Kemaluannya serasa menyodok-nyodok rahimku. “Ohh God..” aku tak tahan lagi, kepalaku bergeleng ke kanan ke kiri tak kuasa menahan nikmat yang luar biasa. Goyangan Kak Jaka makin cepat, keluar masuk, keluar masuk, kepala terasa mulai pusing. Aku mencengkeram besi yang menopang tenda. “Ah.. Aku tak tahan Kak.. keluarkan cepat,” kataku. Tiba-tiba kurasakan tubuhku mengejang dengan dahsyat. “Kakk..” rintihku. Dan, “Crott.. crott..” Air mani Kak Jaka kurasakan menembak rahimku begitu hangat mengalir deras dalam rahimku. Tubuhku lunglai lemas. Kak Jaka menciumku dan mengatakan kalau dia sangat sayang padaku. Aku pun tertidur sampai kemudian Kak Jaka membangunkanku ketika hujan sudah berhenti, maka aku pun kembali ke tendaku sendiri dengan membawa kenangan yang tak terlupakan.



 Promo Poker
MAU UANG JAJAN TAMBAHAN ??? DOUBLE CASHBACK MINGGUAN
BUAT KAMU YANG SUKA MAIN GAME ONLINE
DAFTAR DAN GABUNG DI WWW.UBCPK2.COM/13
=} DAFTARNYA GRATIS LOHH
=} MINIMAL DEPOSIT HANYA 10RB
=} POTONGAN MEJA DI KAMI PALINGGGG KECIL HANYA 2%
=} BANYAK EVENT YANG BERBEDA SETIAP BULANNYA
=} DI SINI 100% PLAYER VS PLAYER LHO!!!
=} KERJASAMA DENGAN BANK : BCA, MANDIRI , BNI,BRI,DANAMON,CMB NIAGA
=} EVENT MARET DOUBLE BONUS CASHBACK MINGGUAN*
=} JACKPOT HINGGA PULUHAN JUTA DAN JACKPOT SERING BANGET KELUARNYA

MAIN DI SINI DI JAMIN AMAN N NYAMAN KOQ KARNA DENGAN CS 24 JAM NON STOP
YANG BAKAL RAMAH BUAT MENJAWAB SEMUA PERTANYAAN KAMU LOH
JADI MAU NUNGGU APA LAGI BURUAN GABUNG DAN MAIN KAN GAME NYA DI HPMU



Dewasa Abg Yang Sangat Di Puas Oleh Pembantu

 cewek bugil
BerbagiCerita - Aku terbangun ketika aku merasakan tubuhku digoyang seseorang, ternyata Mbok Parti yang membangunkanku. Untungnya, Mbok Parti pulang lebih awal sehingga ada yang membangunkanku karena jam wekerku mati, setelah mataku sudah bisa dibuka lebar, aku langsung mandi dan bersiap-siap, kemudian aku pergi ke sekolah dengan ojek.

Di pangkalan ojek, para tukang ojek berebutan untuk memboncengiku karena selain aku wanita, wajahku cantik, dan juga seragam sekolahku sangatlah sexy, tentu saja mereka pada berebut. Tentu saja ketika aku sampai di sekolah, teman-teman cowokku menyapaku dan berebutan memintaku untuk jalan bareng ke kelas. Tapi, aku menolak karena aku sedang ingin jalan ke kelas sendirian.

Aku belajar di sekolah seperti biasa sampai pulang ke sekolah. Setelah pulang, aku mengobrol-obrol dengan teman-temanku di kantin sekolah, seperti biasa banyak teman-teman cowokku yang ingin duduk dekat aku, aku sih gak masalah yang penting bisa nyambung kalau bicara denganku.

Ketika aku sedang mengobrol dengan teman-temanku, aku melihat tukang sapu sekolahku mencuri-curi pandang kepada aku dan disaat mata kami saling bertemu, aku memberikan senyuman dan dia juga membalas dengan senyuman. Sifat gila dan nakalku mulai kambuh lagi karena aku ingin memberikan tubuhku kepada tukang sapu sekolah yang sudah berusia 60 tahun itu.

Lalu aku mengobrol dengan teman-temanku sampai sekitar jam 6 sore sehingga satu per satu temanku sudah dijemput oleh supir mereka ataupun ayah mereka. Hingga tinggal aku yang ada di kantin sekolah, sedangkan orang yang berjualan di kantin juga sudah pulang semuanya. Seram juga sendirian di kantin, jadi aku pergi untuk menjalankan rencanaku yaitu menggoda tukang sapu sekolah yang bernama Mang Diman. Setelah aku cari-cari tidak ketemu dan juga keadaan bertambah seram, aku berniat untuk pulang ke rumah, tapi sebelumnya karena suasana yang lumayan dingin, aku jadi ingin ke kamar mandi.

Setelah aku menyelesaikan “panggilan alam”, aku mencuci tanganku di wastafel, lalu aku mengaca di depan kaca besar yang ada di sebelah wastafel untuk merapihkan pakaian dan rambutku. Sebelum keluar dari kamar mandi, aku meminum pil pencegah kehamilan yang bisa sampai satu minggu. Ketika aku keluar dari kamar mandi, aku bertemu Mang Diman sedang mengepel lantai di depan pintu kamar mandi.

“neng Denis, kok belum pulang hari gini?”.
“dari tadi mau pulang cuma aku kebelet pipis, jadinya aku ke toilet dulu”.
“gimana, lancar gak?”.
“lancar apanya?”.
“pipisnya neng lancar gak?”.
“oh, pipis aku lancar kok,, “.
“oh ya, baju neng keliatannya sempit banget ya”.
“abisnya gak ada baju lagi sih, emang kenapa bang, seragam aku bikin nafsu ya”.
“iya, baju neng tuh sexy banget,,”.
“tapi abang suka kan?”, melihat aku tidak menolak mengobrol hal-hal yang jorok, Mang Diman semakin mengarahkan obrolan kami ke arah yang berbau sex dan sepertinya Mang Diman sudah sangat bernafsu melihat tubuh putihku yang dibalut seragam super ketat dan super mini.

Aku baru ingat kalau aku biasa pusing lalu pingsan setelah meminum obat pencegah kehamilan. Benar saja, tiba-tiba kepalaku pusing tujuh keliling dan aku langsung tak sadar kemudian tubuhku langsung ambruk ke Mang Diman, setelah itu aku tidak tau lagi. Aku mulai sadar ketika kurasakan benda asing memasuki vaginaku, spontan kubuka mataku dan aku melihat Mang Diman sedang memasukkan 2 jarinya ke dalam vaginaku sementara tangan satunya menutupi mulutku. Mang Diman terus mengobok-obok vaginaku dengan 2 jarinya, 10 menit kemudian aku sudah tak tahan lagi menahan kenikmatan seperti, lalu tubuhku mengejang dan akhirnya cairan vaginaku mengalir deras.

Kemudian Mang Diman melepaskan tangannya dari mulutku juga vaginaku, lalu berkata

“maaf neng, abang udah gak tahan”, aku mengatur nafasku dulu baru aku menjawab
“ah, gak apa-apa kok bang, aku tau kalau gak ada laki-laki yang tahan kalau ngeliat aku pake seragam ini”.
“bener nih non, gak apa-apa?” tanyanya lagi,
“iya, bener, tapi jangan disini donk, gak enak, serem lagi” balasku karena aku dikerjai di bangku kantin.
“yaudah, yuk ke gudang aja”. “oh ya, ngomong-ngomong celana dalamku kemana?”.
“nih, tadinya mau Mang Diman buang tapi takut non marah”.
“untung gak dibuang, kalau dibuang kan tar pulang vaginaku bisa disemutin”.
“emangnya vagina neng manis ya”.
“tar deh cobain, pasti abang sampe ketagihan”.
“wah, jadi pengen cepet-cepet”. Tanpa terasa sudah di depan gudang, lalu kami berdua masuk ke gudang.

Setelah menyalakan lampu, Mang Diman langsung meraba-raba tubuhku, meremas-remas dadaku serta menciumi leher jenjangku yang putih dari belakang. Dia meneruskan aktivitasnya sambil membuka kancing bajuku, setelah kancing bajuku terbuka semua, Mang Diman kini menurunkan rokku sehingga kini bagian bawahku sama sekali tidak ada penghalang yang membuatku bisa merasakan batang penis Mang Diman sudah tegak mengacung ke pantatku.

Lalu aku menyuruh Mang Diman untuk melepaskan dekapannya dulu, setelah pelukannya dilepas, aku membalikkan tubuhku dan membuka baju serta bhku sehingga tubuh putih mulusku terpampang jelas di depan tukang sapu sekolah yang pantasnya menjadi kakekku. Baru saja bhku kulepas, Mang Diman langsung melahap kedua daging kenyalku. Aku hanya berkata dalam hati

“dasar lelaki, gak tua, gak muda, kalau udah ngeliat cewek cakep telanjang langsung nyosor”, tapi konsentrasiku terpecah karena Mang Diman menggigit dan menarik-narik kedua putingku bergantian dengan mulutnya yang sedikit ompong itu.

Aku hanya mendesah menikmati jilatan demi jilatan di setiap senti kedua daging kenyalku. Setelah kedua buah dadaku sudah dipenuhi air liurnya, Mang Diman menggelar tikar lalu menyuruhku tiduran di atas tikar itu dan melebarkan kakiku karena dia ingin menjilati vaginaku. Kulakukan semua perintah Mang Diman. Kini vaginaku yang merah merekah dan sudah basah akibat cairanku sendiri terpampang jelas seolah menantang Mang Diman untuk segera melahapnya. Rupanya Mang Diman ingin melahap vaginaku dan ingin penisnya di oral olehku secara bersamaan, makanya kami mengambil posisi 69 dengan aku diatasnya.

Lalu aku mulai menikmati rokok daging Mang Diman yang sudah berdiri tegak sementara vaginaku sudah dijilati Mang Diman di bawah sana. Kukeluarkan tekhnik oralku, kusentil-sentil lubang kencingnya dengan lidahku, kujilat-jilati buah zakarnya, dan kutelusuri setiap milimeter dari batang penis Mang Diman.

Tapi, gara-gara kulumanku, Mang Diman malah jadi tambah semangat menjilati vaginaku yang membuatku merasa sangat nikmat sehingga aku harus menghentikan kulumanku karena aku merasa sebentar lagi akan mencapai orgasme. Mang Diman semakin membuatku semakin keenakan karena selain dia menjilati vagina dan klitorisku, dia juga memasuk-masukkan 2 jarinya ke dalam vagina dan anusku secara bergantian lalu akhirnya beberapa detik kemudian, cairanku mengalir deras dari vaginaku yang langsung diseruput Mang Diman sampai berbunyi

“ssllurrppp,,,,”.
“vagina neng emang bener-bener manis banget, abang jadi ketagihan” kata Mang Diman setelah meminum habis cairan vaginaku. “bener kan kataku, semua laki-laki yang pernah ngerasain vaginaku pasti pada ketagihan deh”, balasku pada Mang Diman yang kini mulai menjilati vaginaku lagi, sementara aku melanjutkan kulumanku.

Sudah 15 menit aku mengulum penis keriput Mang Diman tapi sama sekali tak ada tanda-tanda akan orgasme, ini membuatku bingung karena tidak ada laki-laki yang bisa tahan sampai selama ini kalau aku sudah mengeluarkan tekhnik oralku.

“Tapi masa bodoh ah, yang penting ada penis yang bisa aku jilati” pikirku dalam hati, lalu 5 menit kemudian aku mengalami orgasme lagi dan cairan vaginaku langsung diseruput habis oleh Mang Diman seperti sebelumnya. Lalu aku berkata “udah dong bang, masa vaginaku cuma dijilati doang, tusuk dong pake penis abang”,
“ok neng, penis abang juga udah gak sabar pengen ngaduk-ngaduk vagina neng” balas Mang Diman.

Kemudian aku memutar badanku sehingga wajah kami saling bertemu lalu kami berciuman sangat mesra dan bergairah, lidah kami saling membelit, setelah aku melepaskan cumbuanku, Mang Diman berkata “bibir non rasanya kayak lemon manis”, kebetulan tadi pagi aku memakai lipgloss rasa lemon, jadi mungkin terasa oleh Mang Diman. Lalu aku memegang penis Mang Diman yang berukuran 14 cm dan berdiameter 7 cm, kemudian aku menuntun penis Mang Diman ke dalam vaginaku dan lalu ketika penis Mang Diman sudah berada di dalam vaginaku, aku menurunkan pinggulku sementara Mang Diman menaikkan pinggulnya sehingga aku merasakan seolah penis Mang Diman menancap sangat dalam sampai mentok.

Kemudian Mang Diman mulai memompa penisnya keluar masuk di dalam vaginaku sementara aku menaikkan badanku ketika Mang Diman menarik penisnya dari vaginaku dan aku menurunkan badanku ketika Mang Diman memasukkan penisnya ke dalam vaginaku sehingga penisnya tertanam sangat dalam di vaginaku. Sambil terus menggenjotku, Mang Diman berkata

“neeng,,, keset baanggeet”, aku hanya membalas dengan desahan-desahan karena sangat nikmat.

Tak terasa sudah 30 menit Mang Diman menggenjot vaginaku, tapi tidak ada tanda-tanda akan orgasme, malah Mang Diman mengganti-ganti caranya menghujamkan penisnya ke dalam vaginaku, kadang dia menghujamkan penisnya kuat-kuat ke dalam vaginaku, kadang dia menghujamkan penisnya secara cepat lalu mengeluarkannya secara perlahan, dan kadang aku hanya diam sedangkan dia terus memompa vaginaku tanpa ampun. Kemudian dia minta berganti posisi, kali ini aku yang dibawah sementara Mang Diman menindih tubuhku dan mulai memompa penisnya di dalam vaginaku lagi.

Memang luar biasa kakek yang satu ini, tak kusangka dalam umurnya yang sudah 60-an ini masih bisa membuat ABG sepertiku berkali-kali mengalami orgasme sedangkan dia sama sekali belum menunjukkan akan orgasme. Vaginaku sudah banjir akibat cairan vaginaku sendiri sehingga menimbulkan bunyi

“Cleek,,,Clekk,,,Clekk” saat Mang Diman memompa vaginaku.

Aku sudah tak kuat lagi karena tenagaku sudah habis terkuras akibat berkali-kali mengalami orgasme sehingga aku hanya bisa mendesah lemah merasakan penis Mang Diman yang kuat dan perkasa keluar masuk vaginaku, sementara Mang Diman terus menggenjot penisnya, lidahnya masuk ke dalam mulutku yang langsung kusambut dengan cara menghisap lidahnya dan membelitnya dengan lidahku, kemudian dia melepaskan ciumannya dan berkonsentrasi lagi pada genjotannya terhadap vaginaku. Akhirnya, 25 menit kemudian, Mang Diman mempercepat sodokannya lalu dia berkata

“neeeng, ke,,,ke,,luarin,,,,di,,,di,,,mana?”,
“di,,,da,,,,lem,,,ajjjaaa” balasku. Tak lama kemudian, Mang Diman menyemprotkan spermanya ke dalam vaginaku dalam jumlah yang sangat banyak.

Setelah yakin spermanya sudah tidak keluar lagi, Mang Diman mengeluarkan penisnya yang berlumuran sperma dan cairan vaginaku dari dalam vaginaku, lalu dia mengorek-ngorek vaginaku dengan 3 jarinya dan kemudian dia menyodorkan penisnya ke mulutku yang langsung kusambut untuk merasakan spermanya dan cairan vaginaku sendiri.

Setelah penisnya bersih, kini Mang Diman menyodorkan 3 jarinya yang berlumuran sperma dan cairanku, langsung kumasukkan 3 jari keriput Mang Diman ke dalam mulutku dan kemudian kujilati semuanya sampai bersih. Lalu dia duduk di kursi untuk beristirahat sementara aku juga berbaring lemah di tikar, untuk 10 menit ke depan ruangan itu hanya dipenuhi suara nafas kami yang tersengal-sengal dan juga suara jangkrik dari luar.

“neng, gak nyuci vagina dulu”.
“gak, ah males, emang kenapa?”.
“nggak, emangnya neng gak takut hamil?”. Karena sudah kebiasaan di gangbang, tubuhku merasa segar setelah beberapa menit beristirahat, lalu aku bangkit menghampirinya dan duduk di atas pahanya, kemudian penisnya kumasukkan ke dalam vaginaku yang masih basah tak karuan, lalu kutekan kepalanya ke dadaku dan kusuruh untuk menjilati seluruh bagian dadaku.
“aku sayang banget ma Mang Diman, jadi aku gak takut kalau punya anak dari Mang Diman”.
“iyaa,,, tapi kan kalau neng hamil bisa berabe!”.
“hahaha,,, tenang aja lagi bang, aku udah minum obat pencegah hamil jadi gak mungkin hamil”.
“fiuh, abang takut kalau punya anak lagi”.
“emangnya abang punya anak berapa?”.
“gara-gara penis ini, abang punya 5 anak laki-laki yang sekarang sudah berkeluarga”.
“terus istri abang kemana?”.
“udah meninggal duluan”.
“oh, maaf bang aku gak tau”.
“gak apa-apa, tapi ngomong-ngomong abang gak nyangka,, kalau neng Denis kuat juga”.
“aku lebih gak nyangka kalau Mang Diman masih bisa bikin ABG kayak aku puas setengah mati”.
“siapa dulu,,, Mang Diman!!” Lalu kurasakan penisnya sudah tegang lagi di dalam vaginaku.
“wah, abang udah tegang lagi, cepet banget!!”.
“lagian sih neng, naro penis abang di tempat yang anget ama sempit kayak gini, dan belom lagi abang disuguhin dada yang montok kayak gini, gimana penis abang gak cepet bangun”.
“yawdah bang, ronde kedua yuk, tapi kali ini lubang yang ditusuk pantatku ya, pasti abang pengen nyoba kan?”.
“ide bagus tuh, pasti lubang pantat neng seret ‘n sempit banget”. Lalu kami mulai ronde kedua dengan lubang anusku menjadi sasaran keperkasaan penis Mang Diman.

Seperti sebelumnya, dalam waktu kurang lebih sejam Mang Diman menggenjot anusku dan akhirnya dia menyemprotkan spermanya ke dalam anusku, setelah itu aku melakukan cleaning service terhadap penisnya. Lalu kami berdua istirahat, dan Mang Diman mengelap badan keriputnya dengan handuk yang biasa dibawanya, sementara aku masih terkulai lemas di tikar. Setelah 15 menit beristirahat, Mang Diman memakai pakaiannya lagi sambil mengobrol denganku.

“neng, emangnya gak takut ama HIV atau yang lain?”.
“HIV,, gak takut layau, obat yang aku minum selain mencegah hamil juga bisa nangkal semua penyakit ‘n juga bikin vagina ama lubang pantatku sempit terus”.
“wow, itu obat dahsyat banget, dapet darimana neng?”.
“dapet dari temen aku yang ada di luar negeri”.
“oo gitu, ngomong-ngomong udah jam 10 nih, neng mau pulang gak?”.
“gak nyangka udah jam 10, penis abang sih bikin aku lupa daratan,,,hehe”.
“ya udah, abang anterin ya”. Lalu aku memakai pakaianku, setelah selesai memakai pakaianku, aku menggandeng tangan keriput Mang Diman keluar gudang lalu menuju tempat parkir motor.

Kemudian aku diboncengi pulang dengan motor antik Mang Diman, selama di perjalanan aku memeluk badan Mang Diman dengan erat seperti memeluk pacarku sendiri. Setelah sampai di depan pintu gerbang rumahku, aku turun dari motor Mang Diman.
“neng, boleh gak kapan-kapan kita ngentot lagi?”.
“gak usah kapan-kapan, setiap jam 7 malam abis pulang sekolah, tubuhku milik abang”.
“beneran nih neng?”
“bener bang, kan tadi aku udah bilang, aku sayang banget ama abang Diman, jadinya aku seneng kalau tiap pulang sekolah bisa ketemu abang ama penis abang yang mantap itu, tapi ada saratnya nih bang”.
“saratnya apaan neng?”.
“yang pertama kalau pas siang harinya, sikap abang harus biasa aja ke aku soalnya aku takut ketauan ama sekolah”.
“ok,, abang sanggup, terus apaan lagi neng saratnya?”
“sarat yang kedua, abang jangan manggil aku neng lagi, mau gak?”.
“terus abang manggil neng Denis sayang boleh?”.
“itu terserah abang, terus sarat terakhirnya abang jangan jajan sembarangan soalnya aku gak mau abang kena penyakit lagipula kan udah aku yang bisa bikin abang puas”.
“gak nyangka saratnya gampang banget, kirain saratnya susah, yaudah neng, eh sayang, abang pulang dulu ya, udah capek nih”. “yaudah, ati-ati ya sayangku, besok malem lagi ya”. Lalu aku mencium bibir tuanya, dan kemudian dia memacu motornya menjauh dari pintu gerbang rumahku, sedangkan aku masuk ke dalam rumahku.

Aku memberikan alasan belajar di rumah temen ke Mbok Parti, tapi Mbok Parti mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat kupercaya.

“jangan pake alasan itu, Mbok udah tau kalau non Denis udah gak perawan ‘n sering tidur sama laki-laki kok”. Mataku terbelalak mendengar itu karena kupikir Mbok Parti tidak tau kehidupanku.
“mbok tau darimana?”.
“wong, Mbok yang ngejaga non dari bayi sampe segede gini masa Mbok gak tau sih”.
“ta,,,ta,,,tapi, Mbok gak bakal bilang ke papi mami kan?”
“tenang aja non, Mbok udah anggep non sebagai anak Mbok sendiri jadi Mbok gak bakal bikin non susah”.
“fiuh,, makasih banget Mbok, aku emang lebih sayang Mbok ketimbang papi mamiku yang selalu ninggalin aku”.
“yaudah non, gak usah nangis gitu, mereka kerja di luar negeri buat non juga”.
“ya, aku juga tau Mbok, mungkin sudah jalan hidupku begini”.
“yaudah non gak usah dipikirin, ngomong-ngomong non Denis kan sering tidur ama banyak lelaki, emangnya gak takut kena AIDS ?”.
“nggak Mbok, soalnya ada obat ini, selain mencegah hamil selama 7 hari, obat ini juga bisa menangkal segala penyakit kelamin. Obat ini aku dapat dari temanku yang ada di luar negeri”.
“oohh, gitu, yaudah non makan dulu sana, abis itu non mandi terus tidur”.
“ok, tapi aku punya satu pertanyaan lagi nih Mbok, boleh gak aku telanjang aja di rumah tiap hari?”.
“terserah non aja,,,”. Lalu kubuka pakaian seragamku beserta bh dan celanaku sehingga tubuhku yang habis digarap oleh Mang Diman terpampang jelas di hadapan Mbok Parti tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhku.

Mbok Parti berkomentar ketika melihat berkas-berkas merah di payudara dan leherku karena cupangan-cupangan Mang Diman. Dan Mbok Parti berkata

“non Denis, kayak abis diperkosa aja” ketika melihat noda sperma yang telah mengering di daerah selangkanganku dan juga dari lubang anusku.

Aku hanya tersenyum, lalu aku makan, setelah makan aku pergi ke kamarku lalu mandi dan kemudian setelah itu aku tidur dalam keadaan senang karena kini setiap malam sehabis pulang sekolah, ada penis Mang Diman yang bisa mengobok-obok vagina dan anusku dalam waktu yang sangat lama sehingga membuatku mendapat kepuasaan tiada tara.


MAU UANG JAJAN TAMBAHAN ??? DOUBLE CASHBACK MINGGUAN
BUAT KAMU YANG SUKA MAIN GAME ONLINE
DAFTAR DAN GABUNG DI WWW.UBCPK2.COM/13
=} DAFTARNYA GRATIS LOHH
=} MINIMAL DEPOSIT HANYA 10RB
=} POTONGAN MEJA DI KAMI PALINGGGG KECIL HANYA 2%
=} BANYAK EVENT YANG BERBEDA SETIAP BULANNYA
=} DI SINI 100% PLAYER VS PLAYER LHO!!!
=} KERJASAMA DENGAN BANK : BCA, MANDIRI , BNI,BRI,DANAMON,CMB NIAGA
=} EVENT MARET DOUBLE BONUS CASHBACK MINGGUAN*
=} JACKPOT HINGGA PULUHAN JUTA DAN JACKPOT SERING BANGET KELUARNYA

MAIN DI SINI DI JAMIN AMAN N NYAMAN KOQ KARNA DENGAN CS 24 JAM NON STOP
YANG BAKAL RAMAH BUAT MENJAWAB SEMUA PERTANYAAN KAMU LOH
JADI MAU NUNGGU APA LAGI BURUAN GABUNG DAN MAIN KAN GAME NYA DI HPMU



Papa Yang Menatap Nakal Tubuhku

 Video sex
BerbagiCerita - Perkenalkan namaku Vina, usiaku 16 tahun. Aku sekarang duduk di kelas II SMU di Medan. Aku punya pengalaman pertama merengkuh surga dunia. Tetapi semua itu kulakukan dengan papa tiriku. Pengalamanku ini sebagai referensi buat teman-teman yang lain. Aku tahu kalau perbuatan ini salah, tetapi aku tidak tahu bagaimana menghentikannya. Baiklah, ceritaku begini. 

Suatu hari aku mendapat pengalaman yang tentunya baru untuk gadis seukuranku. Oya, aku gadis keturunan Cina dan Pakistan. Sehingga wajar saja kulitku terlihat putih bersih dan satu lagi, ditaburi dengan bulu-bulu halus di sekujur tubuh yang tentu saja sangat disukai lelaki. Kata teman-teman, aku ini cantik lho. 

Memang siang ini cuacanya cukup panas, satu persatu pakaian yang menempel di tubuhku kulepas. Kuakui, kendati masih ABG tetapi aku memiliki tubuh yang lumayan montok. Bila melihat lekuk-lekuk tubuh ini tentu saja mengundang jakun pria manapun untuk tersedak. Dengan rambut kemerah-merahan dan tinggi 167 cm, aku tampak dewasa. Sekilas, siapapun mungkin tidak percaya kalau akuadalah seorang pelajar. Apalagi bila memakai pakaian casual kegemaranku. Mungkin karena pertumbuhan yang begitu cepat atau memang sudah keturunan, entahlah. Tetapi yang jelas cukup mempesona, wajah oval dengan leher jenjang, uh.. entahlah. 

Pagi tadi sebelum berangkat ke sekolah, seperti biasanya aku berpamitan dengan kedua orangtuaku. Cium pipi kiri dan kanan adalah rutinitas dan menjadi tradisi di keluarga ini. Tetapi yang menjadi perhatianku siang ini adalah ciuman Papa. Seusai sarapan pagi, ketika Mama beranjak menuju dapur, aku terlebih dahulu mencium pipi Papa. Papa Robi (begitu namanya) bukan mencium pipiku saja, tetapi bibirku juga. Seketika itu, aku sempat terpaku sejenak. Entah karena terkejut untuk menolak atau menerima perlakukan itu, aku sendiri tidak tahu. 

Papa Robi sudah setahun ini menjadi Papa tiriku. Sebelumnya, Mama sempat menjanda tiga tahun. Karena aku dan kedua adikku masih butuh seorang ayah, Mama akhirnya menikah lagi. Papa Robi memang termasuk pria tampan. Usianya pun baru 38 tahun. Teman-teman sekolahku banyak yang cerita kalau aku bersukur punya Papa Robi. 
"Salam ya sama Papa kamu.." ledek teman-temanku. 

Aku sendiri sebenarnya sedikit grogi kalau berdua dengan Papa. Tetapi dengan kasih sayang dan pengertian layaknya seorang teman, Papa pandai mengambil hatiku. Hingga akhirnya aku sangat akrab dengan Papa, bahkan terkadang kelewat manja. Tetapi Mama tidak pernah protes, malah dia tampak bahagia melihat keakraban kami. 

Tetapi ciuman Papa tadi pagi sungguh diluar dugaanku. Aku memang terkadang sering melendot sama Papa atau duduk sangat dekat ketika menonton TV. Tetapi ciumannya itu lho. Aku masih ingat ketika bibir Papa menyentuh bibir tipisku. Walau hanya sekejab, tetapi cukup membuat bulu kudukku merinding bila membayangkannya. Mungkin karena aku belum pernah memiliki pengalaman dicium lawan jenis, sehingga aku begitu terkesima. 
"Ah, mungkin Papa nggak sengaja.." pikirku. 

Esok paginya seusai sarapan, aku mencoba untuk melupakan kejadian kemarin. Tetapi ketika aku memberikan ciuman ke Mama, Papa beranjak dari tempat duduknya dan menuju kamar. Mau tidak mau kuikuti Papa ke kamar. Aku pun segera berjinjit untuk mencium pipi Papa. Respon Papa pun kulihat biasa saja. Dengan sedikit membungkukkan tubuh atletisnya, Papa menerima ciumanku. Tetapi setelah kucium kedua pipinya, tiba-tiba Papa mendaratkan bibirnya ke bibirku. Serr.., darahku seketika berdesir. Apalagi bulu-bulu kasarnya bergesekan dengan bibir atasku. Tetapi entah kenapa aku menerimanya, kubiarkan Papa mengulum lembut bibirku. Hembusan nafas Papa Robi menerpa wajahku. Hampir satu menit kubiarkan Papa menikmati bibirku. 
"Baik-baik di sekolah ya.., pulang sekolah jangan keluyuran..!" begitu yang kudengar dari Papa. 

Sejak kejadian itu, hubungan kami malah semakin dekat saja. Keakraban ini kunikmati sekali. Aku sudah dapat merasakan nikmatnya ciuman seorang lelaki, kendati itu dilakukan Papa tiriku, begitu yang tersirat dalam pikiranku. Darahku berdesir hangat bila kulit kami bersentuhan. 

Begitulah, setiap berangkat sekolah, ciuman ala Papa menjadi tradisi. Tetapi itu rahasia kami berdua saja. Bahkan pernah satu hari, ketika Mama di dapur, aku dan Papa berciuman di meja makan. Malah aku sudah berani memberikan perlawanan. Lidah Papa yang masuk ke rongga mulutku langsung kuhisap. Papa juga begitu. Kalau tidak memikirkan Mama yang berada di dapur, mungkin kami akan melakukannya lebih panas lagi. 

Hari ini cuaca cukup panas. Aku mengambil inisiatif untuk mandi. Kebetulan aku hanya sendirian di rumah. Mama membawa kedua adikku liburan ke luar kota karena lagi liburan sekolah. Dengan hanya mengenakan handuk putih, aku sekenanya menuju kamar mandi. Setelah membersihkan tubuh, aku merasakan segar di tubuhku. 

Begitu hendak masuk kamar, tiba-tiba satu suara yang cukup akrab di telingaku menyebut namaku. 

"Vin.. Vin.., Papa pulang.." ujar lelaki yang ternyata Papaku. 
"Kok cepat pulangnya Pa..?" tanyaku heran sambil mengambil baju dari lemari. 
"Iya nih, Papa capek.." jawab papa dari luar. 
"Kamu masak apa..?" tanya papa sambil masuk ke kamarku. 
Aku sempat kaget juga. Ternyata pintu belum dikunci. Tetapi aku coba tenang-tenang saja. Handuk yang melilit di tubuhku tadinya kedodoran, aku ketatkan lagi. Kemudian membalikkan tubuh. Papa rupanya sudah tiduran di ranjangku. 

"Ada deh..," ucapku sambil memandang Papa dengan senyuman. 
"Ada deh itu apa..?" tanya Papa lagi sambil membetulkan posisi tubuhnya dan memandang ke arahku. 
"Memangnya kenapa Pa..?" tanyaku lagi sedikit bercanda. 
"Nggak ada racunnya kan..?" candanya. 
"Ada, tapi kecil-kecil.." ujarku menyambut canda Papa. 
"Kalau gitu, Papa bisa mati dong.." ujarnya sambil berdiri menghadap ke arahku. 
Aku sedikit gelagapan, karena posisi Papa tepat di depanku. 
"Kalau Papa mati, gimana..?" tanya Papa lagi. 
Aku sempat terdiam mendengar pertanyaan itu. 
"Lho.., kok kamu diam, jawab dong..!" tanya Papa sambil menggenggam kedua tanganku yang sedang memegang handuk. 

Aku kembali terdiam. Aku tidak tahu harus bagaimana. Bukan jawabannya yang membuatku diam, tetapi keberadaan kami di kamar ini. Apalagi kondisiku setengah bugil. Belum lagi terjawab, tangan kanan Papa memegang daguku, sementara sebelah lagi tetap menggenggam tanganku dengan hangat. Ia angkat daguku dan aku menengadah ke wajahnya. Aku diam saja diperlakukan begini. Kulihat pancaran mata Papa begitu tenangnya. Lalu kepalanya perlahan turun dan mengecup bibirku. Cukup lama Papa mengulum bibir merahku. Perlahan tetapi pasti, aku mulai gelisah. Birahiku mulai terusik. Tanpa kusadari kuikuti saja keindahan ini. 

Nafsu remajaku mulai keluar ketika tangan kiri Papa menyentuh payudaraku dan melakukan remasan kecil. Tidak hanya bibirku yang dijamah bibir tebal Papa. Leher jenjang yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu pun tidak luput dari sentuhan Papa. Bibir itu kemudian berpindah ke telingaku. 
"Pa.." kataku ketika lidah Papa masuk dan menggelitik telingaku. 

Papa kemudian membaringkan tubuhku di atas kasur empuk. 
"Pa.. nanti ketahuan Mama.." sebutku mencoba mengingatkan Mama. 
Tetapi Papa diam saja, sambil menindih tubuhku, bibirku dikecupnya lagi. Tidak lama, handuk yang melilit di tubuhku disingkapkannya. 
"Vina, tubuh kamu sangat harum.." bisik Papa lembut sambil mencampakkan guling ke bawah. 
Dalam posisi ini, Papa tidak puas-puasnya memandang tubuhku. Bulu halus yang membalut kulitku semakin meningkatkan nafsunya. Apalagi begitu pandangannya mengarah ke payudaraku. 
"Kamu udah punya pacar, Vin..?" tanya Papa di telingaku. 
Aku hanya menggeleng pasrah. 

Papa kemudian membelai dadaku dengan lembut sekali. Seolah-olah menemukan mainan baru, Papa mencium pinggiran payudaraku. 
"Uuhh..," desahku ketika bulu kumis yang dipotong pendek itu menyentuh dadaku, sementara tangan Papa mengelus pahaku yang putih. Puting susu yang masih merah itu kemudian dikulum. 
"Pa.. oohh.." desahku lagi. 

"Pa.. nanti Mamm.." belum selesai kubicara, bibir Papa dengan sigap kembali mengulum bibirku. 
"Papa sayang Vina.." kata Papa sambil memandangku. 
Sekali lagi aku hanya terdiam. Tetapi sewaktu Papa mencium bibirku, aku tidak diam. Dengan panasnya kami saling memagut. Saat ini kami sudah tidak memikirkan status lagi. Puas mengecup putingku, bibir Papa pun turun ke perut dan berlabuh di selangkangan. Papa memang pintar membuatku terlena. Aku semakin terhanyut ketika bibir itu mencium kemaluanku. Lidahnya kemudian mencoba menerobos masuk. Nikmat sekali rasanya. Tubuhku pun mengejang dan merasakan ada sesuatu yang mengalir cepat, siap untuk dimuntahkan. 
"Ohh, ohh.." desahku panjang. 

Papa rupanya tahu maniku keluar, lalu dia mengambil posisi bersimpuh di sebelahku. Lalu mengarahkan tanganku ke batang kemaluannya. Kaget juga aku melihat batang kemaluannya Papa, besar dan tegang. Dengan mata yang sedikit tertutup, aku menggenggamnya dengan kedua tanganku. Setan yang ada di tubuh kami seakan-akan kompromi. Tanpa sungkan aku pun mengulum benda itu ketika Papa mengarahkannya ke mulutku. 
"Terus Vin.., oh.. nikmatnya.." gumamnya. 
Seperti berpengalaman, aku pun menikmati permainan ini. Benda itu keluar masuk dalam mulutku. Sesekali kuhisap dengan kuat dan menggigitnya lembut. Tidak hanya Papa yang merasakan kenikmatan, aku pun merasakan hal serupa. Tangan Papa mempermainkan kedua putingku dengan tangannya. 

Karena birahi yang tidak tertahankan, Papa akhirnya mengambil posisi di atas tubuhku sambil mencium bibirku dengan ganas. Kemudian kejantanannya Papa menempel lembut di selangkanganku dan mencoba menekan. Kedua kakiku direntangkannya untuk mempermudah batang kemaluannya masuk. Perlahan-lahan kepala penis itu menyeruak masuk menembus selaput dinding vaginaku. 
"Sakit.. pa.." ujarku. 
"Tenang Sayang, kita nikmati saja.." jawabnya. 
Pantat Papa dengan lembut menekan, sehingga penis yang berukuran 17 cm dan berdiameter 3 cm itu mulai tenggelam keseluruhan. 

Papa melakukan ayunan-ayunan lagi. Kuakui, Papa memang cukup lihai. Perasaan sakit akhirnya berganti nikmat. Baru kali ini aku merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Pantas orang bilang surga dunia. Aku mengimbangi kenikmatan ini dengan menggoyang-goyangkan pantatku.
"Terus Vin, ya.. seperti itu.." sebut Papa sambil mempercepat dorongan penisnya. 
"Papa.. ohh.., ohh.." renguhku karena sudah tidak tahan lagi. 
Seketika itu juga darahku mengalir cepat, segumpal cairan putih meleleh di bibir vaginaku. Kutarik leher Papa hingga pundaknya kugigit keras. Papa semakin terangsang rupanya. Dengan perkasa dikuasainya diriku. 

Vagina yang sudah basah berulangkali diterobos penis papa. Tidak jarang payudaraku diremas dan putingku dihisap. Rambutku pun dijambak Papa. Birahiku kembali memuncak. Selama tiga menit kami melakukan gaya konvensional ini. Tidak banyak variasi yang dilakukan Papa. Mungkin karena baru pertama kali, dia takut menyakitiku. 

Kenikmatan ini semakin tidak tertahankan ketika kami berganti gaya. Dengan posisi 69, Papa masih perkasa. Penis Papa dengan tanpa kendali keluar masuk vaginaku. 
"Nikmat Vin..? Ohh.. uhh.." tanyanya. 
Terus terang, gaya ini lebih nikmat dari sebelumnya. Berulangkali aku melenguh dan mendesah dibuatnya. 
"Pa.. Vina nggak tahan.." katakuku ditengah terjangan Papa. 
"Sa.. sa.. bar Sayang.., ta.. ta.. han dulu.." ucap Papa terpatah-patah. 
Tetapi aku sudah tidak kuat lagi, dan untuk ketiga kalinya aku mengeluarkan mani kembali. 
"Okhh.. Ohkk.. hh..!" teriakku. 
Lututku seketika lemas dan aku tertelungkup di ranjang. Dengan posisi telungkup di ranjang membuat Papa semakin belingsatan. Papa semakin kuat menekan penisnya. Aku memberikan ruang dengan mengangkat pantatku sedikit ke atas. Tidak berapa lama dia pun keluar juga. 
"Okhh.. Ohh.. Ohk.." erang Papa. 
Hangat rasanya ketika mani Papa menyiram lubang vaginaku. 

Dengan peluh di tubuh, Papa menindih tubuhku. Nafas kami berdua tersengal-sengal. Sekian lama Papa memelukku dari belakang, sementara mataku masih terpejam merasakan kenikmatan yang baru pertama kali kualami. Dengan penis yang masih bersarang di vaginaku, dia mencium lembut leherku dari belakang. 
"Vin, Papa sayang Vina. Sebelum menikahi Mamamu, Papa sudah tertarik sama Vina.." ucap Papa sambil mengelus rambutku. 

Mama dan adikku, tiga hari di rumah nenek. Selama tiga hari itu pula, aku dan Papa mencari kepuasan bersama. Entah setan mana yang merasuki kami, dan juga tidak tahu sudah berapa kali kami lakukannya. Terkadang malam hari juga, walaupun Mama ada di rumah. Dengan alasan menonton bola di TV, Papa membangunkanku, yang jelas perbuatan ini kulakukan hingga sekarang.



 Judi Online
MAU UANG JAJAN TAMBAHAN ??? DOUBLE CASHBACK MINGGUAN
BUAT KAMU YANG SUKA MAIN GAME ONLINE
DAFTAR DAN GABUNG DI WWW.UBCPK2.COM/13
=} DAFTARNYA GRATIS LOHH
=} MINIMAL DEPOSIT HANYA 10RB
=} POTONGAN MEJA DI KAMI PALINGGGG KECIL HANYA 2%
=} BANYAK EVENT YANG BERBEDA SETIAP BULANNYA
=} DI SINI 100% PLAYER VS PLAYER LHO!!!
=} KERJASAMA DENGAN BANK : BCA, MANDIRI , BNI,BRI,DANAMON,CMB NIAGA
=} EVENT MARET DOUBLE BONUS CASHBACK MINGGUAN*
=} JACKPOT HINGGA PULUHAN JUTA DAN JACKPOT SERING BANGET KELUARNYA

MAIN DI SINI DI JAMIN AMAN N NYAMAN KOQ KARNA DENGAN CS 24 JAM NON STOP
YANG BAKAL RAMAH BUAT MENJAWAB SEMUA PERTANYAAN KAMU LOH
JADI MAU NUNGGU APA LAGI BURUAN GABUNG DAN MAIN KAN GAME NYA DI HPMU


Mbak Lima Janda Yang Haus Seks

 Bokep
BerbagiCerita - Aku melihat jam di tanganku. Masih lama rupanya. Kira-kira setengah jam lagi waktu kuliah habis. Siang tadi kakak iparku nelepon, memintaku datang ke rumahnya setelah kuliah. Aku bertanya-tanya, karena biasanya hanya abangku saja yang menelponku, menanyakan sesuatu atau memintaku untuk menjaga rumahnya jika dia ada urusan keluar kota.

Rintik-rintik hujan mulai turun semakin lebat. Mbak Lima yang bekerja di rumah abangku ini bergegas ke halaman belakang untuk mengambil jemuran. Kemudian, “Den Mad!”, teriaknya keras dari belakang rumah. Aku berlari menuju arah suaranya dan melihat Mbak Lima terduduk di tepi jemuran. Kain jemuran berhamburan di sekitarnya.

“Den Mad, tolong Mbak Lima bawakan kain ini masuk”, pintanya sambil menyeringai mungkin menahan sakit.
“Mbak tadi tergelincir”, sambungnya.

Aku hanya mengangguk sambil mengambil kain yang berserakan lalu sebelah tanganku coba membantu Mbak Limah berdiri.

“Sebentar Mbak. Saya bawa masuk dulu kain ini”, kataku sembari membantunya memegang kain yang berada di tangan Mbak Lima.

Aku bergegas masuk ke dalam rumah. Kain jemuran kuletakkan di atas kasur, di kamar Mbak Lima. Ketika aku menghampiri Mbak Lima lagi, dia sudah separuh berdiri dan mencoba berjalan terhuyung-huyung. Hujan semakin lebat seakan dicurahkan semuanya dari langit.

Aku menuntun Mbak Lima masuk ke kamarnya dan mendudukkan di kursi. Dadaku berdetak kencang ketika tanganku tersentuh buah dada Mbak Lima. Terasa kenyal sehingga membuat darah mudaku tersirap naik. Kuakui walau dalam umur awal 30-an ini Mbak Limah tidak kalah menariknya jika dibandingkan dengan kakak iparku yang berusia 25 tahun. Kulitnya kuning langsat dengan potongan badannya yang masih menarik perhatian lelaki. Tidak heran, pernah Mbak Lima kepergok oleh abangku bermesraan dengan laki-laki lain.

“Tolong ambilkan Mbak handuk”, pinta Mbak Lima ketika aku masih termangu-mangu.

Aku menuju ke lemari pakaian lalu mengeluarkan handuk dan kuberikan kepadanya.

“Terima kasih Den Mad”, katanya dan aku cuma mengangguk-angguk saja.

Kasihan Mbak Lima, dia adalah wanita yang paling lemah lembut. Suaranya halus dan lembut. Bibirnya senantiasa terukir senyum, walaupun dia tidak tersenyum. Rajin dan tidak pernah sombong atau membantah. Dianggapnya rumah abangku seperti rumah keluarganya sendiri. Tak pernah ada yang menyuruhnya karena dia tahu tanggung jawabnya.

Kadang-kadang saya memberinya sedikit uang, bila saya datang ke sana. Bukan karena apa, sebab dia mempunyai sifat yang bisa membuat orang sayang kepadanya. Abangku tidak pernah memarahinya. Gajinya setiap bulan disimpan di bank. Pakaiannya dibelikan oleh kakak iparku hampir setiap bulan. Memang dia cantik, dan tak tahu apa sebabnya hingga suaminya menceraikannya. Kabarnya dia benci karena suaminya main serong. Hampir 6 tahun lebih dia menjanda setelah menikah hanya 3 bulan. Sekarang dia baru berusia 33 tahun, masih muda.

Kalau masalah kecantikan, memang kulitnya putih. Dia keturunan Cina. Rambutnya mengurai lurus hingga ke pinggang. Dibandingkan dengan kakak iparku, masing-masing ada kelebihannya. Kelebihan Mbak Limah ialah sikapnya kepada semua orang. Budi bahasanya halus dan sopan.

Mbak Limah berdiri lalu mencoba berjalan menuju ke kamar mandi. Melihat keadaannya masih terhuyung-huyung, dengan cepat kupegang tangannya untuk membantu. Sebelah tanganku memegang pinggang Mbak Limah. Kutuntun menuju ke pintu kamar mandi. Terasa sayang untuk kulepaskan peganganku, sebelah lagi tanganku melekat di pinggangnya.

Mbak Lima menghadap ke diriku saat kutatap wajahnya. Mata kami saling bertatapan. Kulihat Mbak Lima sepertinya senang dan menyukai apa yang kulakukan. Tanganku jadi lebih berani mengusap-usap lengannya lalu ke dadanya. Kuusap dadanya yang kenyal menegang dengan puting yang mulai mengeras. Kudekatkan mulutku untuk mencium pipinya. Dia berpaling menyamping, lalu kutarik lagi pipinya. Mulut kamipun bertemu. Aku mencium bibirnya. Inilah pertama kalinya aku melakukannya kepada seorang wanita.

Erangan halus keluar dari mulut Mbak Lima. Ketika kedua tanganku meremas punggungnya dan lidahku mulai menjalari leher Mbak Lima. Ini semua akibat film BF dari CD-Rom yang sering kutonton dari rumah teman.

Mbak Lima bersandar ke dinding, tetapi tidak meronta. Sementara tanganku menyusup masuk ke dalam bajunya, mulut dan lidahnya kukecup. Kuhisap dan kugelitik langit-langit mulutnya. Kancing BH-nya kulepaskan. Tanganku bergerak bebas mengusap buah dadanya. Putingnya kupegang dengan lembut. Kami sama-sama hanyut dibuai kenikmatan walaupun kami masih berdiri bersandar di dinding.

Kami terangsang tak karuan. Nafas kami semakin memburu. Aku merasa tubuh Mbak Lima menyandar ke dadaku. Dia sepertinya pasrah. Baju daster Mbak Lima kubuka. Di dalam cahaya remang dan hujan lebat itu, kutatap wajahnya. Matanya terpejam. Daging kenyal yang selama ini terbungkus rapi menghiasi dadanya kuremas perlahan-lahan.

Bibirku mengecup puting buah dadanya secara perlahan. Kuhisap puting yang mengeras itu hingga memerah. Mbak Lima semakin gelisah dan nafasnya sudah tidak teratur lagi. Tangannya liar menarik-narik rambutku, sedangkan aku tenggelam di celah buah dadanya yang membusung. Mulutnya mendesah-desah, “Ssshh…, sshh!”.

Puting payudaranya yang merekah itu kujilat berulangkali sambil kugigit perlahan-lahan. Kulepaskan ikatan kain di pinggangnya. Lidahku kini bermain di pusar Mbak Limah, sambil tanganku mulai mengusap-usap pahanya. Ketika kulepaskan ikatan kainnya, tangan Mbak Limah semakin kuat menarik rambutku.

“Den Maddd…, Den Mad”, suara Mbak Lima memanggilku perlahan. Aku terus melakukan usapanku. Nafasnya terengah-engah ketika celana dalamnya kutarik ke bawah. Tanganku mulai menyentuh daerah kemaluannya. Rambut halus di sekitar kemaluannya kuusap-usap perlahan.

Ketika lidahku baru menyentuh kemaluannya, Mbak Limah menarikku berdiri. Pandangan matanya terlihat sayu bagai menyatakan sesuatu. Pandangannya ditujukan ke tempat tidurnya. Aku segera mengerti maksud Mbak Lima seraya menuntun Mbak Lima menuju tempat tidur. Bau kemaluannya merangsang sekali. Dengan satu bau khas yang sukar diceritakan.

“Den Maddd…”, bisiknya perlahan di telingaku. Aku terdiam sambil mengikuti apa yang kuinginkan. Mbak Lima sepertinya membiarkan saja. Kami benar-benar tenggelam. Mbak Lima kini kutelanjangkan.

Tubuhnya berbaring telentang sambil kakinya menyentuh lantai. Seluruh tubuhnya cukup menggiurkan. Mukanya berpaling ke sebelah kiri. Matanya terpejam. Tangannya mendekap kain sprei. Buah dadanya membusung seperti minta disentuh.

Puting susunya terlihat berair karena liur hisapanku tadi. Perutnya mulus dan pusarnya cukup indah. Kulihat tidak ada lipatan dan lemak seperti perut wanita yang telah melahirkan. Memang Mbak Lima tidak memiliki anak karena dia bercerai setelah menikah 3 bulan. Kakinya merapat. Karena itu aku tidak dapat melihat seluruh kemaluannya. Cuma sekumpulan rambut yang lebat halus menghiasi bagian bawah.

Kemudian, tanganku terus membuka kancing bajuku satu-persatu. ritsluiting jeans-ku kuturunkan. Aku telanjang bulat di hadapan Mbak Lima. Penisku berdiri tegang melihat kecantikan sosok tubuh Mbak Lima. Buah dada yang membusung dihiasi puting kecil dan daerah di bulatan putingnya kemerah-merahan. Indah sekali kupandang di celah pahanya. Mbak Lima telentang kaku. Tidak bergerak. Cuma nafasnya saja turun naik.

Lalu akupun duduk di pinggir kasur sambil mendekap tubuh Mbak Lima. Sungguh lembut tubuh mungil Mbak Lima. Kupeluk dengan gemas sambil kulumat mesra bibir ranumnya. Tanganku meraba seluruh tubuhnya. Sambil memegang puting susunya, kuremas-remas buah dada yang kenyal itu. Kuusap-usap dan kuremas-remas. Nafsuku terangsang semakin hebat. Penisku menyentuh pinggang Mbak Lima. Kudekatkan penisku ke tangan Mbak Lima. Digenggamnya penisku erat-erat lalu diusap-usapnya.

Memang Mbak Lima tahu apa yang harus dilakukan. Maklumlah dia pernah menikah. Dibandingkan denganku, aku cuma tahu teori dengan melihat film BF, itu saja. Tanganku terus mengusap perutnya hingga ke celah selangkangannya. Terasa berlendir basah di kemaluannya.

Aku beralih dengan posisi 69. Rupanya Mbak Lima mengerti keinginanku. Lalu dipegangnya penisku yang sudah tegang dan dimasukkannya ke dalam mulutnya. Mataku terpejam-pejam ketika lidah Mbak Lima melumat kepala penisku dengan lembut. Penisku dikulum sampai ke pangkalnya. Sukar untuk dibayangkan betapa nikmatnya diriku. Bibir Mbak Lima terasa menarik-narik batang penisku. Tidak tahan diperlakukan begitu aku lalu mengerang menahan nikmat.

Kubuka lebar-lebar paha Mbak Limah sambil mencari liang vaginanya. Kusibakkan vaginanya yang telah basah itu. Kujulurkan lidahku sambil memegang clitorisnya. Mbak Lima mendesah. Kujilat-jilat dengan lidahku. Kulumat dengan mulutku. Liang kemaluan Mbak Lima semakin memerah. Bau kemaluannya semakin kuat. Aku jadi semakin terangsang. Seketika kulihat air berwarna putih keluar dari lubang vaginanya. Tentu Mbak Lima sudah cukup terangsang, pikirku.

Aku kembali pada posisi semula. Tubuh kami berhadapan. Tangannya menarik tubuhku untuk rebah bersama. Buah dadanya tertindih oleh dadaku. Mbak Lima memperbaiki posisinya ketika tanganku mencoba mengusap-usap pangkal pahanya. Kedua Kaki Mbak Limah mulai membuka sedikit ketika jariku menyentuh kemaluannya. Lidahku mulai turun ke dadanya. Putingnya kuhisap sedikit kasar. Punggung Mbak Lima terangkat-angkat ketika lidahku mengitari perutnya.

Akhirnya jilatanku sampai ke celah pahanya. Mbak Lima semakin membuka pahanya ketika aku menjilat clitorisnya, kulihat Mbak Lima sudah tidak bergerak lagi. Kakinya kadang-kadang menjepit kepalaku sedangkan lidahku sibuk mencari tempat-tempat yang bisa mendatangkan kenikmatan baginya.

Erangan Mbak Lima semakin kuat dan nafasnya pun yang terus mendesah. Rambutku di tarik-tariknya dengan mata terpejam menahan kenikmatan. Aku bertanya, “Gimana Mbak rasanya?”, suaraku lembut dan sedikit manja. Dia tidak menjawab. Dia hanya membuka matanya sedikit sambil menarik napas panjang. Aku mengerti. Itu bertanda dia setuju. Tanpa disuruh, aku mengarahkan penisku ke arah lubang vaginanya yang kini telah terbuka lebar. Lendir dan liurku telah banjir di gerbang vaginanya.

Kugesek-gesekan kepala penisku di cairan yang membanjir itu. Perlahan-lahan kutekan ke dalam. Tekanan penisku memang agak sedikit susah. Terasa sempit. Kulihat Mbak Lima menggelinjang seperti kesakitan.

“Pelan-pelan Den Madd!”, Mbak Lima berbicara dengan nafas sesak. Aku sekarang mengerti. Kemaluan Mbak Lima sudah sempit lagi setelah 6 tahun tidak disetubuhi, walaupun dia sudah tidak perawan lagi. Memang aku belum berpengalaman kerena ini merupakan pertama kalinya aku menyetubuhi seorang wanita walau umurku sudah matang.

Kutekan lagi. Kumasukkan penisku perlahan-lahan. Kutekan punggungku ke depan. sangat hati-hati. Terasa memang sempit. Lalu Mbak Lima memegang lenganku erat-erat. Mulutnya meringis seperti orang sedang menggigit tulang. Hanya sebagian penisku yang masuk. Kubiarkan sebentar penisku berhenti, terdiam. Mbak Lima juga terdiam. Tenang.

Sementara itu, kupeluk tubuh Mbak Lima dengan gemas sambil memainkan buah dadanya, menjilat, mengusap dan menggigit-gigit lembut. Mulutnya kukecup sambil lidahnya kumainkan. Kami memang sudah sangat bernafsu dan terangsang.

Lalu kemudian aku bertanya dengan suara lembut, “Mau diteruskan…?”. Mbak Lima membuka matanya. Di bibirnya terlihat senyum manis yang menggairahkan.
Kutekan penisku ke dalam. Kemudian kutarik ke belakang perlahan-lahan. Kuhentakkan perlahan-lahan. Memang sempit kemaluan Mbak Lima, mencengkram seluruh batang penisku. Penisku terasa seperti tersedot di dalam vagina Mbak Lima. Kami makin terangsang!

Penisku mulai memasuki kemaluan Mbak Lima lebih lancar. Terasa hangatnya sungguh menggairahkan. Mata Mbak Lima terbuka menatapku dengan pandangan yang sayu ketika penisku mulai kukeluar-masukkan. Bibirnya dicibirkan rapat-rapat seperti tidak sabar menunggu tindakanku selanjutnya.

Sedikit demi sedikit penisku masuk sampai ke pangkalnya. Mbak Lima mendesah dan mengerang seiring dengan keluar-masuknya penisku di kemaluannya. Kadang-kadang punggung Mbak Limah terangkat-angkat menyambut penisku yang sudah melekat di kemaluannya.

Berpuluh-puluh kali kumaju-mundurkan penisku seiring dengan nafas kami yang tidak teratur lagi. Suatu ketika aku merasakan badan Mbak Lima mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk erat-erat pinggangku. Punggungnya terangkat tinggi dan satu keluhan berat keluar dari mulutnya secara pelan. Denyutan di kemaluannya terasa kuat seakan melumatkan penisku yang tertanam di dalamnya.

Goyanganku semakin kuat. Kasur Mbak Lima bergoyang mengeluarkan bunyi berdecit-decit. Leher Mbak Lima kurengkuh erat sambil badanku rapat menindih badannya. Ketika itu seolah-olah aku merasakan ada denyutan yang menandakan air maniku akan keluar. Denyutan yang semakin keras membuat penisku semakin menegang keras. Mbak Lima mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya.

Goyanganku semakin kencang. Kemaluan Mbak Lima semakin keras menjepit penisku. Kurangkul tubuhnya kuat-kuat. Dia diam saja. Bersandar pada tubuhku, Mbak Lima lunglai seperti tidak bertenaga. Kugoyang terus hingga tubuh Mbak Lima seperti terguncang-guncang. Dia membiarkan saja perlakuanku itu. Nafasnya semakin kencang.

Dalam keadaan sangat menggairahkan, akhirnya aku sampai ke puncak. Air maniku muncrat ke dalam kemaluan Mbak Lima. Bergetar badanku saat maniku muncrat. Mbak Lima mengait pahaku dengan kakinya. Matanya terbuka lebar memandangku. Mukanya serius. Bibir dan giginya dicibirkan. Nafasnya terengah-engah. Dia mengerang agak kuat.

Waktu aku memuntahkan lahar maniku, tusukanku dengan kuat menghunjam masuk ke dalam. Kulihat Mbak Lima menggelepar-gelepar. Dadanya terangkat dan kepalanya mendongak ke belakang. Aku lupa segala-galanya. Untuk beberapa saat kami merasakan kenikmatan itu. Beberapa tusukan tadi memang membuat kami sampai ke puncak bersama-sama. Memang hebat. Sungguh puas.

Memang inilah pertama kalinya aku melakukan senggama. Mbak Lima lah wanita pertama yang mendapatkan air perjakaku. Walaupun dia seorang janda, bagiku dia adalah wanita yang sangat cantik. Waktu kami melakukan senggama tadi, kami berkhayal entah kemana. Mbak Lima memang hebat dalam permainannya. Sebagai seorang yang tidak pernah merasakan kenikmatan persetubuhan, bagiku Mbak Lima betul-betul memberiku surga dunia.

Aku terbaring lemas di sisi Mbak Lima. Mataku terpejam rapat seolah tidak ada tenaga untuk membukanya. Dalam hati aku puas karena dapat mengimbangi permainan ranjang Mbak Lima. Kulihat Mbak Lima tertidur di sebelahku. Kejadian yang tidak pernah kuimpikan, terjadi tanpa dapat dielakkan. Mbak Lima juga telentang dengan mata tertutup seperti kelelahan, mungkin lelah setelah dapat menghilangkan keinginan batinnya sejak menjanda 6 tahun yang lalu.

Kami masih berpelukan. Kemudian Mbak Lima terasa seperti mengusap mukaku. Kubuka mataku. Dia tersenyum. Aku tersenyum. Seolah-olah kami tidak merasa aneh berpelukan tanpa sehelai benang pun di tubuh kami. Dia mencium bibirku.

Dia berbisik ketelingaku, “Terima kasih ya Den Mad. Mbak…” Belum sempat dia menghabiskan kata-katanya, aku bertanya,

“Mbak puas…?”. Dia tersenyum dan mengangguk. “Dua kali!”, jawabnya ringkas.
“Den Mad kamu memang hebat, penismu juga besar! Panjang!”, katanya.

Sementara itu ia mengocokkan batang penisku. Suaranya membangkitkan gairahku.

“Mbak suka?”, tanyaku. Dia tersenyum. Dia mengangguk tanda suka. Saat itu juga tanganku memegang buah dadanya.

Tangannya mengocok terus penisku. Penisku tegang lagi. Kami jadi terangsang lagi.

“Mbak mau lagi?”, tanyaku dengan suara manja. Dia tersenyum manis.

Apa yang kuimpikan kini benar-benar menjadi kenyataan. Perlahan-lahan kubuka selimutnya. Kulihat kaki Mbak Lima sudah mengejang. Sedikit demi sedikit terus kutarik selimutnya ke bawah. Segunduk daging mulai terlihat. Ufff…, detak jantungku kembali berdegup kencang. Kunikmati kembali tubuh Mbak Lima tanpa perlawanan. Gundukan bukit kecil yang bersih, dengan bulu-bulu tipis yang mulai tumbuh di sekelilingnya, tampak berkilat di depanku.

Kurentangkan kedua kakinya hingga terlihat sebuah celah kecil di balik gundukan bukit Mbak Lima. Kedua belahan bibir mungil kemaluannya kubuka. Melalui celah itu kulihat semua rahasia di dalamnya. Aku menelan air liurku sendiri sambil melihat kenikmatan yang telah menanti. Kudekatkan kepalaku untuk meneliti pemandangan yang lebih jelas. Memang indah membangkitkan birahi. Tak mampu aku menahan ledakan birahi yang menghambat nafasku. Segera kudekatkan mulutku sambil mengecup bibir kemaluan Mbak Lima dengan bibir dan lidahku.

Rakus sekali lidahku menjilati setiap bagian kemaluan Mbak Lima. Terasa seperti tak ingin aku menyia-nyiakan kesempatan yang dihidangkannya. Setiap kali lidahku menekan keras ke bagian daging kecil yang menonjol di mulut vaginanya, Mbak Lima mendesis dan mendesah keenakan. Lidah dan bibirku menjilat dan mengecup perlahan. Beberapa kali kulihat Mbak Lima mengejangkan kakinya.

Aku sangat menikmati bau khas dari liang kemaluan Mbak Lima yang memenuhi relung hidungku. Membuat lidahku bergerak semakin menggila. Kutekan lidahku ke lubang kemaluan Mbak Lima yang kini sedikit terbuka. Rasanya ingin kumasukkan lebih dalam lagi, tapi tidak bisa. Mungkin karena lidahku kurang keras. Tetapi, kelunakan lidahku itu membuat Mbak Lima beberapa kali mengerang karena nikmat.

Dalam keadaan sudah terangsang, kutarik tubuh Mbak Limah ke posisi menungging. Ia menuruti permintaanku dan bertanya dengan nada manja.

“Den Mad mau diapakan badan Mbak?”, bisiknya.

Aku rasa dia tak pernah diperlakukan seperti ini oleh suaminya dulu. Aku diam saja. Kuatur posisinya. Tangannya meremas sprei hingga kusut. Air mani Mbak Lima sudah membasahi kemaluannya. Kubuka pintu kemaluannya. Kulihat dan perhatikan dengan seksama. Memang aku tidak pernah melihat kemaluan wanita serapat itu. Kucium kemaluan Mbak Lima. Bau anyir dan bau air maniku bercampur dengan bau asli vagina Mbak Lima yang merangsang. Bau vagina seorang wanita!

Jelas semua! Bulu kemaluan Mbak Lima yang lembab dan melekat berserakan di sekitar vaginanya. Kusibakkan sedikit untuk memberi ruang. Kumasukkan jari telunjukku ke dalam lubang vaginanya. Kumain-mainkan di dalamnya. Kulihat Mbak Lima menggoyang punggungnya. Kucium dan kugigit daging kenyal punggungnya yang putih bersih itu. Kemudan kurangkul pinggangnya. Kumasukkan penisku ke liang vaginanya. Pinggang Mbak Lima seperti terhentak.

Perlahan-lahan kutusukkan penisku yang besar panjang ke lubang vaginanya dengan posisi “doggy-style”. Tusukanku semakin kencang. Nafsu syahwatku kembali sangat terangsang. Kali ini berkali-kali aku mendorong dan menarik penisku. Hentakanku memang kasar dan ganas. Kuraih pinggang Mbak Lima. Kemudian beralih ke buah dadanya. Kuremas-remas semauku, bebas. Rambutnya acak-acakan.

Lama juga Mbak Lima menahan lampiasan nafsuku kali ini. Hampir setengah jam. Maklumlah ini adalah kedua kalinya. Tusukanku memang hebat. Kadang cepat, kadang pelan. Kudorong-dorong tubuh Mbak Lima. Dia melenguh. Dengusan dari hidungnya memanjang. Berkali-kali. Seperti orang terengah-engah kecapaian. “Ehh.. ek, Ekh, Ekh.”

Akirnya aku merasakan air maniku hampir muntah lagi. Waktu itu kurangkul kedua bahu Mbak Lima sambil menusukkan penisku ke dalam. Tenggelam semuanya hingga ke pangkalnya. Waktu itulah kumuntahkan spermaku. Kutarik lagi, dan kuhunjamkan lagi ke dalam. Tiga empat kali kugoyang seperti itu. Mbak Limah terlihat pasrah mengikuti hentakanku.

Kemudian kupeluk tubuhnya walaupun penisku masih tertancap di dalam kemaluannya. Kuelus-elus buah dadanya. Kudekati mukanya. Kami berciuman. Begitu lama hingga terasa penisku kembali normal. Mbak Lima sepertinya kelelahan. Keringat bercucuran di dahi kami. Kami telentang miring sambil berpelukan. Mbak Lima terlihat lemas lalu tertidur.

Melihat Mbak Lima begitu, dan hujan masih belum reda, birahiku bangkit kembali. Kurangkul tubuh Mbak Lima dan aku bermain sekali lagi. Kali ini Mbak Lima menyerah. Dia tidak menolak. Kumainkan kemaluannya sampai puas. Bau di kamar ini adalah bau air mani kami. Bunyi tempat tidur pun berdecit-cit.

“Ahh… aaghh.”

Sesudah itu perlahan-lahan aku berdiri dan memakai kembali pakaianku. Aku keluar dari kamar Mbak Lima menuju ke ruang depan. Sewaktu aku keluar, barulah aku sadar pintu kamar Mbak Limah tidak tertutup rapat.

Rupa-rupanya kakak iparku sudah pulang. Mendadak aku pucat kalau-kalau kejadian tadi disaksikan oleh kakak iparku. Aku keluar sambil mencoba berlagak seperti tidak terjadi apa-apa. Kemudian aku duduk di sofa. Sebentar kemudian kakak iparku datang membawa minuman. Kulihat mukanya biasa saja. Kuyakinkan diriku bahwa kakak iparku tidak tahu apa yang telah terjadi tadi antara aku dengan Mbak Lima.

Aku bertanya, “Abang tidak pulang sama Mbak?”

“Tidak. Dia ke Singapore 4 hari!”, jawabnya. Dia tersenyum.
“Minumlah!”, dia mempersilakanku.

Kemudian dia berjalan menuju ke kamarnya. Aku duduk dan menonton film “Airforce One”.

“Mbak sebentar lagi mau pergi, ambil mobil di sana. Nanti malam tolong kamu tidur di sini ya, sekilan jaga rumah!”, katanya pendek.

Memang bagitulah biasanya. Kalau abangku tidak ada, aku yang jadi sopir kakak iparku untuk membawa Mercedez-nya ke mana-mana. Malam itu aku tidak pulang ke flatku. Tidur di rumah abangku! Memang ada kamar khusus untukku di rumahnya yang cukup besar itu. Tapi yang lebih spesial lagi bagiku adalah tidur dalam pelukan Mbak Lima.




 Promo Poker
MAU UANG JAJAN TAMBAHAN ??? DOUBLE CASHBACK MINGGUAN
BUAT KAMU YANG SUKA MAIN GAME ONLINE
DAFTAR DAN GABUNG DI WWW.UBCPK2.COM/13
=} DAFTARNYA GRATIS LOHH
=} MINIMAL DEPOSIT HANYA 10RB
=} POTONGAN MEJA DI KAMI PALINGGGG KECIL HANYA 2%
=} BANYAK EVENT YANG BERBEDA SETIAP BULANNYA
=} DI SINI 100% PLAYER VS PLAYER LHO!!!
=} KERJASAMA DENGAN BANK : BCA, MANDIRI , BNI,BRI,DANAMON,CMB NIAGA
=} EVENT MARET DOUBLE BONUS CASHBACK MINGGUAN*
=} JACKPOT HINGGA PULUHAN JUTA DAN JACKPOT SERING BANGET KELUARNYA

MAIN DI SINI DI JAMIN AMAN N NYAMAN KOQ KARNA DENGAN CS 24 JAM NON STOP
YANG BAKAL RAMAH BUAT MENJAWAB SEMUA PERTANYAAN KAMU LOH
JADI MAU NUNGGU APA LAGI BURUAN GABUNG DAN MAIN KAN GAME NYA DI HPMU